Presiden Direktur Bumi Resources, Ari Saptari Hudaya, mengungkapkan pihaknya sudah menyatakan ingin mundur dari eksplorasi blok migas tersebut sejak tahun lalu. Hal itu lantaran adanya konflik di negara tersebut.
"Kami pull out (keluar), sudah kami tawarkan tapi enggak ada pemerintahannya. Presidennya dikudeta, menterinya kami sedang cari yang bisa diajak bicara. Itu dari tahun lalu, cuma suratnya kami mau kasih ke mana, dulu kan masih ada Minister of Mine. Sekarang ke siapa," tuturnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (23/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kini dana-dana yang telah digelontorkan tersebut terpaksa harus direlakan. Sebab perseroan memutuskan untuk keluar sebelum eksploitasi.
"(Kerugian) sekitar US$ 300 jutaan. Kami masuk ke sana dari 1999. Drilling dari 2002. Terakhir kami temukan cadangan menarik. Kami temukan cadangan gas besar sekira 10 tcf (trillion cubic feet), tapi bagaimana ambilnya, ternyata perang," tukasnya. (wdl/wdl)