Kebangkitan saham-saham Grup Bakrie dimulai dari rencana PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang ini melakukan restruktrisasi utang. Meski baru sekedar wacana, saham BUMI mulai menanggalkan predikat gocap pada 10 Juni 2016 yang langsung naik ke level Rp 67 per saham.
Pada RUPSLB BUMI di 7 Februari 2017 sebanyak 99,96% pemegang saham sepakat atas rencana restrukturisasi utang melalui menerbitkan saham baru dengan skema rights issue. Harga pelaksanaan dipatok pada level Rp 926, sehingga maksimal dana yang akan diraih Rp 35,1 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun setelah itu saham BUMI kembali menuju jurang dengan penurunan terdalam pada 21 Februari 2017 di level Rp 294 per saham. Keesokan harinya saham BUMI kembali tancap gas dengan menguat 25,17% ke level Rp 368. Sementara pada perdagangan kemarin, saham BUMI terpantau melemah 3,01% ke level Rp 322.
Pergerakan saham BUMI yang begitu fluktuatif cukup membuat pemegang sahamnya deg-degan. Layaknya roller coaster saham BUMI kadang menanjak tinggi, tapi secara tiba-tiba bisa jatuh ke level terdalam.
Menurut Pengamat Pasar Modal Satrio Utomo, untuk saham seperti itu sangat tidak dianjurkan untuk berinvestasi jangka panjang. Menurutnya saham Bakrie hanya cocok untuk para trader.
"Kalau beli untuk jangka lebih lama Anda memang harus paham kondisi fundamental. Saham Grup Bakrie karena fundamentalnya kurang begitu menarik. Sebenarnya mereka untuk trading bukan investasi," tuturnya kepada detikFinance, Selasa (28/2/2017).
Menurut Satrio, banyaknya investor ritel yang memegang saham BUMI sebelum akhirnya jatuh ke jurang gocap menjadi buktinya. Mereka akhirnya harus rela menunggu nasib dari investasinya dengan waktu yang cukup lama. Beruntung akhirnya saham BUMI kembali bergerak.
Oleh karena itu, dia mengimbau para pelaku pasar yang berani ikut trading saham BUMI harus benar-benar mengerti teknikal pergerakan saham. Sebelum masuk, pastikan bahwa Anda sudah melihat di mana level yang membuat Anda melakukan aksi jual. Hal itu guna menghindari kemungkinan investasi Anda 'nyangkut'.
"Yang namanya nyangkut, terus bilang ini untuk investasi, menurut saya itu salah. Ini (Saham Bakrie) sudah bunuh beratus-ratus ribu investor zaman dulu," pungkasnya. (ang/ang)