Belanja modal tersebut dihabiskan untuk membangun infrastruktur guna menunjang bisnis seluler, broadband dan infrastruktur lainnya. Perseroan telah melakukan pembangunan jaringan backbone serat optik, baik terestrial maupun kabel laut di tahun 2016 sepanjang 24.700 km.
"Sehingga total jaringan backbone serat optik yang dimiliki Telkom hingga akhir 2016 menjadi 106.600 kilometer termasuk jaringan kabel laut SEA-ME-WE-5 yang menghubungkan Indonesia dengan Eropa," kata Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telkom juga berhasil meraup laba bersih di 2016 sebesar Rp 19,35 triliun. Angka itu meningkat 24,94% dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 15,48 triliun. Sedangkan pendapatan tercatat tumbuh 13,5% dari Rp 102,47 triliun menjadi Rp 116,33 triliun.
Catatan positif tersebut didukung oleh bisnis data, internet dan IT yang meningkat 28,2%. Bisnis itu memberikan kontribusi sebesar 37% dari total pendapatan," tuturnya.
Pendapatan Telkom juga ditunjang dari bisnis voice dan SMS seluler sebesar Rp 54,45 triliun. Selain itu bisnis data, internet & IT service menyumbang Rp 43,26 triliun, fixed line Rp 7,54 triliun, interkoneksi Rp 4,15 triliun serta network and other telco services sebesar Rp 6,93 triliun.
Sementara itu untuk bisnis mobile, pelanggan seluler Telkomsel tercatat hingga akhir 2016 mencapai 173,92 juta pelanggan. Angka itu tumbuh 13,9% dibanding jumlah pelanggan tahun 2015. Sedangkan untuk mobile broadband, pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 37,1% dari 43,8 juta pelanggan pada 2015 menjadi 60,0 juta pelanggan pada 2016.
Kendati begitu, beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi meningkat dari 2015 sebesar Rp 28,12 triliun menjadi Rp 31,26 triliun. Sedangkan total aset perseroan naik dari Rp 166,17 triliun menjadi Rp 179,61 triliun. (Danang Sugianto/mkj)