Direktur Jakarta Founder Institute (JFI), Andy Zain, mengungkapkan Indonesia berbeda dengan negara-negara lain di mana startup sudah puluhan tahun berkembang. Sementara di Indonesia, startup teknologi baru berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir.
JFI sendiri merupakan lembaga yang selama ini melatih banyak startup pemula di Indonesia. Selain itu, JFI juga menjadi lembaga ventura yang mendanai sejumlah startup di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sambungnya, di ototitas pasar modal di sana juga sudah lebih mapan dibandingkan dengan Indonesia. Aturan-aturan pasar modal di Negara Paman Sam memudahkan startup untuk mencari tambahan modal di bursa.
"Mereka ada bursa sendiri untuk startup seperti di Nasdax. Perusahaan yang listing di sana juga sudah banyak sekali, sementara kita untuk pasar modal sendiri masih banyak orang belajar," ungkap Andy.
Dia berujar, dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia pun sebetulnya tak tertinggal terlalu jauh. Meski startup sudah lebih berkembang, pasar modal dan pemerintah di negara-negara tetangga juga masih merancang skema terbaik IPO bagi startup.
"Di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina juga baru ngomong bagaimana bisa dijual di pasar modal. IPO itu kan bagaimana rise yang banyak sekali dalam waktu cepat. Sementara kalau dari institusi enggak cukup. Bahkan startup yang sudah besar di Indonesia seperti Tokopedia dan Gojek saja belum memikirkan untuk IPO," tandas Andy yang sudah bekerja 8 tahun di Silicon Valley ini. (idr/ang)











































