Komentar Bos Blue Bird Soal Tarif Baru Taksi Online

Komentar Bos Blue Bird Soal Tarif Baru Taksi Online

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 29 Mar 2017 17:14 WIB
Foto: Danu Damarjati
Jakarta - Pemerintah akan mengatur tarif batas atas dan bawah taksi online. Hal itu seiring dengan berlakukan revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 pada 1 April mendatang.

Direktur PT Blue Bird Tbk (BIRD) Sigit Priawan Djokosoetono menyambut baik regulasi tersebut. Menurutnya hal itu justru memberikan kepastian terhadap sopir taksi online.

"Yang dijaga driver-nya, dia kan harus dibayar paling rendah sekali. Jadi jaminannya lebih baik terhadap driver online bukan terhadap tamunya," tuturnya di Restoran Kembang Goela, Sudirman, Jakarta, Rabu (29/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, menurut Sigit aturan tersebut juga membuat persaingan di ranah bisnis pertaksian jadi lebih kondusif. Saat ini tinggal tergantung dari kenyamanan para pelanggan untuk memilih taksi yang diinginkan.

"Kami melihat adanya kepastian buat customer untuk bisa memilih layanan apa yang cocok. Apakah tamu akhirnya lebih cocok terhadap Blue Bird atau yang lainnya bisa dilihat nanti," imbuhnya.

Dirinya berharap pemerintah benar-benar melakukan kontrol tarif. Sebab hal itu diamanahkan dalam Permen tersebut.

"Permen 32 diminta adanya akses digital yang bisa dikontrol pemerintah. Jadi memang kontrol tarif tetap harus dilakukan, tapi caranya mungkin tera atau lainnya pasti pemerintah akan melakukan cara. Karena toh kesepakatannya. Caranya bukan ranah saya, yang penting ada regulasi yang lebih jelas," pungkasnya.

Fokus ke Efisiensi

Persaingan di ranah bisnis taksi semakin ketat. Apalagi semenjak maraknya taksi online yang memberikan tarif yang jauh lebih murah.

Dampak dari persaingan yang semakin ketat pun dirasakan oleh salah satu perusahaan taksi ternama yakni Blue Bird. Perusahaan ini mengaku terpaksa merubah stategi bisnis dengan mengedepankan efisiensi.

"Tahun 2016 Blue Bird perlu langkah inisiatif sangat besar. Efisiensi merubah stragtegi sehingga butuh fokus dan effort yang cukup besar. Membuat keuangan yang sehat, pelayanan, dan tetap bisa melakukan strategi jangka panjang," tuturnya di Restoran Kembang Goela, Sudirman, Jakarta, Rabu (29/3/2017).

Sigit mengatakan tingkat pemanfaatan atau utilisasi dari armada Blue Bird saat ini rata-rata mencapai 70% dari armada yang tersedia. Hal itu bukan lantaran faktor suply and demand tapi juga bentuk efisiensi yang dilakukan.

"Karena setiap long weekend penduduk Jakarta keluar kota. Kalau di mall pangkalan kita biasanya antre, sekarang berkurang. Demand berkurang dan kita fokus ke efisiensi. Tingkat utilisasi bukan karena supply and demand tapi juga efisiensi, karena ada persaingan usaha," imbuhnya.

Meski terjadi perang harga dalam persaingan industri taksi, Sigit mengaku pihaknya tidak akan melakukan subsidi tarif terlalu besar. Pihaknya tetap akan menjaga tarif yang sesuai agar perusahaan tetap sehat.

"Karen perang harga akan terjadi di jangka pendek. Kalau Blue Bird subsidi terus maka tidak akan bisa bertahan. Harga kami bersaing serta tetapi mempertahankan harga," pungkasnya.

Sementara itu, Head of Investor Relations Blue Bird Michael Tene menambahkan, bahwa pihaknya tahun ini tidak melakukan penambahan armada, khususnya di wilayah Jakarta.

"Kami tidak akan terlalu ekspansif, di Jakarta tidak akan ada penambahan jumlah armada taksi. Tapi pergantian unit akan dijalankan. Di luar Jakarta kami akan melihat kebutuhannya, kalau memungkinkan kita tambah. Tapi kita tetap berhati-hati," tuturnya.

Tahun ini Blue Bird berencana akan melakukan pergantian unit kendaraan sekitar 3 ribu sampai dengan 4 ribu kendaraan taksi. Saat ini jumlah armada Blue Bird mencapai 25 ribu unit untuk taksi, 1.000 unit Silver Bird dan 5.000 unit untuk Big Bird.

Blue Bird saat ini juga akan fokus pada pengembangan layanan-layanan terbaru seperti Blue Bird jalan-jalan. Layanan tersebut merupakan tur pariwisata menggunakan Big Bird ke lokasi-lokasi tertentu.

"Itu adalah tour 1 hari menggunakan Big Bird, ada ke Bandung, Cirebon, Jungle Land, kemarin baru ada yang ke Yogya itu 3 hari 2 malam. Penambahan pendapatan kita harapkan dari Blue Bird Jalan-Jalan ini dan lain-lain," tandasnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads