Tahun Lalu, 40.000 Penumpang Dipaksa Turun Pesawat di AS

Tahun Lalu, 40.000 Penumpang Dipaksa Turun Pesawat di AS

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Rabu, 12 Apr 2017 12:17 WIB
Foto: (REUTERS/Louis Nastro)
Chicago -

Insiden pemaksaan penumpang turun dari kabin yang dilakukan United Airlines mendapat kecaman dari banyak pihak. Pemaksaan ini terjadi karena overbooking penumpang di satu jadwal penerbangan.

Praktik overbooking ini sudah lazim dilakukan oleh maskapai di Amerika Serikat (AS). Maskapai tidak ingin ada kursi kosong di satu jadwal penerbangan, sehingga menerima pesanan kursi lebih banyak dari kursi yang tersedia.

Akibatnya, ada penumpang yang tidak kebagian kursi ketika hendak terbang di jadwal yang sudah ia pesan. Namun keuntungan bagi maskapai adalah meminimalisir kursi yang kosong sehingga tidak rugi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah jika ternyata ada penumpang yang tidak kebagian kursi, maka maskapai akan menawarkan kompensasi sukarela kepada penumpang lain yang rela memberikan kursinya.

Biasanya kompensasinya ini berkisar antara US$ 100-300 tergantung rute. Penumpang akan dipindahkan ke jadwal penerbangan berikutnya.

Jika hari itu sudah masuk penerbangan terakhir, maka penumpang juga akan diberi penginapan gratis sambil menunggu penerbangan selanjutnya esok hari.

Menurut Analis Industri Penerbangan, Robert Mann, kebiasaan ini akan sulit dihilangkan oleh maskapai sebab sudah sangat lazim dilakukan untuk mencegah adanya kursi kosong saat terbang.

"Kalau mau hilangkan overbooking, maskapai harus naikkan tarif supaya tidak rugi," katanya seperti dikutip dari AFP, Rabu (12/4/2017).

Sepanjang tahun lalu, ada 434.000 penumpang secara sukarela merelakan kursinya yang sudah dipesan. Sedangkan 40.000 dipaksa melepas kursinya dan diberi kompensasi. (ang/dnl)

Hide Ads