Rupiah berhasil terapresiasi 0,22% terhadap dolar AS pada Maret 2017. Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar AS terjadi pada minggu ke lima Maret 2017, mencapai Rp 13.206,38.
Pada minggu terakhir Maret 2017, rata-rata nasional nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 28,86 poin atau 0,22% dibanding kurs pada minggu terakhir Februari 2017. Apresiasi rupiah terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu, menguat sebesar 75 poin atau 0,56%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai tukar eceran rupiah pada Maret 2017 secara umum kita menguat dibanding dua mata uang. Rupiah mengalami apresiasi 0,22% terhadap Amerika, dan 0,31% terhadap Australia," kata Kepala BPS, Kecuk Suharyanto di kantornya, Senin (17/4/2017).
Sementara itu, nilai tukar rupiah masih belum bisa menguat terhadap yen Jepang sepanjang Maret 2017, karena masih mengalami depresiasi, yakni sebesar 1,46%. Hal ini masih sama saat Februari 2017 lalu, di mana yen menguat 0,25% terhadap rupiah. Level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap yen Jepang terjadi pada minggu kelima Maret 2017 yang mencapai Rp 11.885 per yen Jepang.
Rupiah juga tercatat mengalami depresiasi terhadap euro pada Maret 2017 sebesar 2%, di mana level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap euro terjadi pada minggu ke lima Maret 2017, sebesar Rp 14.367,07.
Mata uang asing yang dimonitor BPS memang mencakup empat jenis mata uang, yaitu dolar AS, dolar Australia, yen Jepang dan euro. Alasannya, keempat mata uang ini merupakan yang hampir selalu diperdagangkan di 34 provinsi di Indonesia. (mkj/mkj)











































