Ancang-ancang mencatat rekor baru pun gagal tercapai. Rekor tertinggi IHSG secara intraday tercatat pada 26 April 2017 lalu pada 5.726. Sementara posisi tertinggi IHSG hanya menyentuh posisi 5.724.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) siang ini stagnan. Dolar AS berada di posisi Rp 13.325 dibandingkan posisi kemarin sore Rp 13.323.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membuka perdagangan akhir pekan, Jumat (28/4/2017), IHSG menanjak 16,541 poin (0,29%) ke level 5.723,569. Indeks LQ45 melaju 3,286 poin (0,35%) ke level 949,379.
Sayang, penguatan yang terjadi langsung diserbu aksi jual. IHSG melemah 11,353 poin (0,20%) ke 5.695,675. Indeks LQ45 melemah 3,231 (0,34%) ke 942,862.
Investor asing belum berhenti berburu saham meski IHSG sudah naik tinggi. Namun investor lokal malah melakukan aksi jual untuk mengakumulasi keuntungan setelah IHSG naik tinggi.
Hanya tiga sektor saham yang masih bertahan menguat sementara sisanya terpantau melemah. Pelemahan dipimpin saham-saham sektor industri dasar yang turun 0,71%.
IHSG tak melemah sendirian. Bursa-bursa Asia kompak bergerak melemah siang ini, hanya sebagian kecil yang masih bertahan menguat. Situasi geopolitik yang memanas memberi sentimen negatif ke pelaku pasar di regional.
Berikut situasi di bursa regional siang hari ini:
- Indeks Nikkei 225 turun 74,61 poin (0,39%) ke level 19.177,25.
- Indeks Hang Seng melemah 110,21 poin (0,45%) ke level 24.588,27.
- Indeks Komposit Shanghai berkurang 10,64 poin (0,34%) ke level 3.141,55.
- Indeks Straits Times naik 3,88 poin (0,12%) ke level 3.175,24.
Saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya, Unilever Indonesia (UNVR) turun Rp 1.000 ke Rp 44.750, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 500 ke Rp 19.125, Graha Layar Prima (BLTZ) turun Rp 400 ke Rp 9.900 dan Multi Bintang (MLBI) turun Rp 300 ke Rp 11.900. (dna/hns)











































