"Sektor Properti Indonesia pada kuartal pertama 2017 masih relatif lemah karena masyarakat masih enggan membeli properti, hal ini disebabkan oleh program amnesti pajak yang masih berjalan serta Pemilihan Kepala Daerah serentak di 101 Provinsi dan Kabupaten di Indonesia yang telah menciptakan iklim yang kurang kondusif terhadap sektor ini," kata Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2017).
Pendapatan Properti turun sebesar 28% menjadi Rp 712 miliar, memberikan kontribusi sebesar 28% terhadap total Pendapatan.
Pendapatan dari Divisi Urban Development menurun sebesar 47% menjadi Rp 392 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan dari Divisi Large Scale Integrated meningkat sebesar 31% menjadi Rp 319 miliar pada kuartal pertama 2017 hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pengakuan Pendapatan dari Orange County.
Pendapatan Recurring memainkan peran penting dalam menyeimbangkan pelemahan siklus bisnis properti. Pendapatan Recurring tumbuh sebesar 13% menjadi Rp 1,8 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 72% terhadap total Pendapatan.
Pendapatan dari Divisi Healthcare tumbuh 13% menjadi Rp 1,4 triliun. Siloam mengelola 25 rumah sakit pada akhir kuartal pertama 2017. Kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 12%. Laba bersih pada kuartal pertama 2017 sebesar Rp 40 miliar.
Pendapatan Divisi Komersial LPKR meningkat sebesar 22% menjadi Rp 183 miliar terutama ditopang oleh peningkatan tajam dari Pendapatan Mal sebesar 57% menjadi Rp 97 miliar. Sementara itu, Pendapatan Hotel tetap stabil sebesar Rp 86 miliar.
Bisnis Asset Management yang terdiri dari town management dan portofolio & properti management, tumbuh sebesar 8% menjadi Rp 234 miliar pada kuartal pertama 2017 sebagai hasil dari semakin membesarnya total kelolaan aset di bawah portofolio REITS. (ang/dna)











































