Buka Perdagangan Saham, Mochtar Riady Bicara Pentingnya e-Commerce

Buka Perdagangan Saham, Mochtar Riady Bicara Pentingnya e-Commerce

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2017 10:22 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Pengusaha ternama pendiri Lippo Group Mocthar Riady hari ini berkesempatan untuk membuka perdagangan saham. Acara seremonial tersebut dalam rangka Studium Generale Ikatan Alumni Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan.

Dalam sambutnya di acara tersebut, Mochtar banyak bercerita tentang pentingnya e-commerce yang dia sebut pasar teknologi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Menurutnya industri ini sangat penting seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Mochtar mencontohkan, salah satu negara yang sudah sukes menggenjot perekonomiannya dengan e-commerce adalah China. Sebelumnya para petani di China sulit keluar dari jurang kemiskinan lantaran panjangnya distribusi hasil pertanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Katakannya di sana 1 melon seharga 100 yen, tapi petani di sana hanya dapat 10 yen. Jadi 90% itu untungnya di pedagang menengah. Namun sekarang mereka sudah bisa menjual langsung melalui e-commerce," tuturnya dalam pidatonya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Adalah Jack Ma pemilik perusahaan Alibaba, kata Mochtar yang sangat berjasa atas perubahan perekonomian di China. Sebab para petani di China kini bisa menjual langsung produknya melalui Alibaba tanpa harus melalui rantai distribusi yang panjang.

Mochtar memandang, Indonesia memerlukan setrategi serupa untuk menyelamatkan para petani. Sebab jaringan distribusi panjang yang berpotensi menimbulkan spekulan yang membuat para petani sulit keluar dari jurang kemiskinan.

Namun untuk melakukan hal itu dibutuhkan banyak orang seperti Jack Ma di Indonesia. Dengan begitu konsep yang serupa di China bisa terjadi di Indonesia.

Dirinya pun berharap, dalam beberapa tahun ke depan perusahaan-perusahaan e-commerce bisa menjadi raksasa, bahkan bisa menguasai pasar modal di Indonesia.

"Saya harapkan dalam 1 atau tahun kemudian, Bursa Efek Indonesia mungkin top ten-nya bukan perusahaan sekarang tapi perusahaan digital. Semoga kita sama-sama menaruh perhatian untuk kembangkan pasar digital di Indonesia," pungkasnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads