Konsumen Diminta Waspadai Semen Palsu Bermerek Tiga Roda
Rabu, 27 Apr 2005 13:01 WIB
Jakarta - Konsumen diminta mewaspadai pemalsuan semen milik PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk dengan merek Tiga Roda. Pemalsuan itu dilakukan melalui pengisian kantung Tiga Roda dengan semen lain atau melalui pengurangan bobot semen hingga 5 kg.Masalah pemalsuan itu saat ini marak terjadi di daerah Jawa Barat, terutama Bogor dan sekitarnya, serta telah merambah luar Jawa. Demikian Direktur Indocement Iwa Kartiwa dalam jumpa pers di kantornya, Wisma Indocement, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/4/2005).Iwa menjelaskan, perseroan melalui distributor telah menamui adanya penggunaan kantung semen bekas yang diisi ulang dengan semen produksi perusahaan lain. Pemalsuan itu juga berupa pengurangan berat semen yang dijual per pak rata-rata 40 dan 50 kg. Biasanya, pihak yang memalsukan berat itu hingga 5 kg sehingga penampilan kemasan semen itu terlihat lebih kecil dibandingkan aslinya. Menurut Iwa, semen yang dipalsukan selain terlihat lebih kecil, juga terlihat adanya bekas lem baru setelah sak sebelumnya disobek sehingga menjadi lebih kecil. Semen yang dipalsukan ini menurut Iwa dijual pada harga yang sama dengan semen asli keluaran Indocement. Sejauh ini menurut dia, pemalsuan lebih kepada penggunaan kantung semen bekas yang diisi ulang oleh semen lain atau pengurangan jumlah bobot semen yang sampai 5 kg. Dijelaskan, dari hasil penyelidikan sementara, si pemalsu semen tersebut adalah perorangan yang bergerak dalam industri batako. "Sampai saat ini jumlahnya jauh dari 1 persen dan belum merugikan perusahaan. Tapi ini kita peringatkan lebih dulu kepada konsumen agar tidak terkena getahnya," kata Iwa.Saat ini, lanjut Iwa, kasus Semen Palsu itu sudah diserahkan penyelidikannya ke kepolisian, dimana sudah ditemukan 5 kasus pemalsuan. Si pemalsu kemungkinan akan dijerat dalam UU tentang persaingan usaha dan UU perlindungan konsumen. Dari hasil penyelidikan sementara, kata Iwa, si pemalsu mengatakan kantung bekas yang diperoleh berasal dari pemulung. Namun perseroan menyangksikan keterangan tersebut karena dalam suatu penyelidikan ditemukan 500-1000 kantung semen bekas yang tidak mungkin didapat dari pemulung. "Isinya setelah diselidiki, itu produksi dari perusahaan lain, atau semen curah. Tapi kami tidak bisa menyebutkan produksi mana," ungkapnya.Untuk mengantisipasi meluasnya pemalsuan, perseroan akan membuat kantung yang bisa ditandai oleh konsuman jika kantung itu pernah disobek. Penjualan Indocement selama kuartal I menglami kenaikan 10-15 persen.
(qom/)