Keraguan investor ini bukan tanpa sebab. Selain sering mengobral janji, Trump juga terkenal sering plin-plan dalam mengambil keputusan.
Padahal, selama ini janji-janji kampanye Trump yang jadi motor penggerak Wall Street sejak menang pilpres AS akhir tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump sudah dilantik 5 bulan lalu, janji-janji itu belum terealisasi. Janji membangun tembok perbatasan AS-Meksiko saja tidak disetujui anggarannya.
Sekarang Trump malah sibuk mengurusi kasus dugaan keterlibatan Rusia di Pilpres AS. Langkah teranyarnya adalah memecat Pimpinan FBI, James Comey, yang sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut.
"Sudah sering kita lihat agenda Trump yang berubah-ubah, rencana yang dibatalkan dan tiba-tiba dimunculkan lagi beberapa kali. Investor pun lama-lama sulit untuk tetap percaya semuanya akan berjalan dengan baik," kata Michael O'Rourke, Kepala Strategi Investasi JonesTrading di Greenwich, Connecticut, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/5/2017).
Menurutnya, investor berharap besar Trump bisa menghapus ketidakpastian setelah terpilih jadi presiden. Sekarang, Trump malah menjadi pihak yang terus memberikan ketidakpastian.
"Sekarang ini pelaku pasar mulai was-was, ketidakastian yang ada waktu Oktober (sebelum Pilpres AS) lalu bisa muncul kembali," katanya.
Akibat keragu-raguan investor itu, Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat.
Indeks Dow Jones anjlok 372,82 poin (1,78%) ke level 20.606,93, Indeks S&P 500 jatuh 43,64 poin (1,82%) ke level 2.357,03 dan Indeks Komposit Nasdaq terjun bebas 158,63 poin (2,57%) ke level 6.011,24. (ang/dnl)