Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengatakan beberapa faktor yang melandasi perhitungan tersebut adalah cadangan devisa yang saat ini jumlahnya US$ 124,95 miliar.
"Dan ini (cadangan devisa) akan meminimalisir dampak keputusan Fed Fund Rate (suku bunga acuan The Fed) yang dalam waktu dekat terjadi," kata Agus, di Ruang Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (13/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu faktor capital inflow (arus dana asing masuk) karena quantitative easing membuat rupiah menguat, situasi inflow tetap terjaga, pasar merespons baik nilai tukar rupiah, dulu eksportir menahan dolar, sekarang market senantiasa merespons baik, dan ini akan melakukan pendalaman pasar keuangan," ungkap dia.
Sementara Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan tingginya rata-rata asumsi nilai tukar rupiah di 2018 yang diajukan pemerintah didasari oleh capaian kinerja di tahun sebelumnya.
"Untuk APBN angka indikatif kurs bukan angka target, karena pemerintah tidak menargetkan, namun dia merupakan supaya asumsi agar kita bisa membuat kalkulasi penerimaan dari SDA (sumber daya alam) dan juga untuk membayar kewajiban terutama dalam valuta asing di dalam APBN kita, ini sebagian dari penerimaan pajak kita dalam valuta asing, dan juga dari sisi belanja sehingga ketika asumsi asing ini pemerintah menargetkan itu," jelas Sri Mulyani. (wdl/wdl)