"Saya akan bertemu dengan manajemen Sevel. Saya kebetulan berkawan dengan pemiliknya. Kita mengobrol mengenai masalah bisnis, evaluasi kenapa. Kita mengobrol sebagai teman dan sahabat. (waktu) nanti kita atur," ungkap Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2017).
Enggar menilai, tidak ada aturan pemerintah yang menghambat keberlangsungan usaha tersebut. Dirinya justru memprediksi kebangkrutan yang dialami Sevel murni lantaran kerugian yang menimpa bisnis waralaba tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Enggar mengaku pengelolaan setiap model bisnis tentu tidak bisa disamakan. Begitupun dengan penanganan bisnis waralaba seperti Sevel yang tentu memiliki kendala tersendiri dibandingkan jenis usaha lain.
"Setiap manajemen, setiap usaha berbeda. Ada yang cukup dengan investasi sekian maka dia bisa mengembangkan usaha. Kategorinya berbeda lah. Setiap usaha berbeda return on investment, masing-masing punya judgement yang berbeda," terangnya. (ang/ang)











































