Saat ini pemerintah Indonesia dan Freeport tengah bernegosiasi soal besaran saham yang harus dilepaskan atau divestasi. Pemerintah ingin Freeport melakukan divestasi hingga 51%.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, berharap salah satu cara divestasi yang dilakukan Freeport adalah dengan masuk pasar modal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu, saham Freeport Indonesia itu 9,36% listed di bursa paralel melalui PT Indocopper. Induk usahanya pada tahun 1994-1995. Kebetulan saya dirutnya (Indocopper Investama). Tapi Indocopper-nya sekarang sudah delisting. Jadi saham Freeport Indonesia tidak listed lagi," tutur Tito di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Menurut Tito, sudah sewajarnya Freeport Indonesia melantai di pasar modal Indonesia. Sebab mereka beroperasi dan mengeruk keuntungan di tanah Indonesia.
Freeport Indonesia pun menjadi salah satu dari 52 perusahaan yang dibidik BEI untuk dijaring. Sebab ke-52 perusahaan tersebut berada di Indonesia namun tidak listing di pasar modal Indonesia.
"Dia kan pendapatan terbesarnya dari Indonesia. Wajar dong listed. Itu salah satu dalam 52 perusahaan. Sudah waktunya. Masa dia dapat pendapatan besar dari Indonesia tapi holding company listing di luar negeri. Ya Freeportnya listed dong," tukasnya. (wdl/wdl)











































