Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala Mansury mengungkapkan, kerugian disebabkan memperhitungkan pencatatan transaksi pengampunan pajak alias tax amnesty perseroan di buku April 2017 US$ 137 juta dan denda hukum di Australia 10 juta dolar Australia atau sekitar US$ 8 juta terkait persaingan usaha kargo 2012 silam.
Dengan demikian, kerugian perseroan sebesar US$ 38 juta ditambah dengan tax amnesty perseroan di buku April 2017 US$ 137 juta dan denda hukum di Australia US$ 8 juta menjadi US$ 184,7 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, peningkatan biaya bahan bakar pesawat (fuel) juga membebani keuangan perseroan pada kuartal II-2017. Pengeluaran bahan bakar mengalami peningkatan hingga 36,5% di kuartal II-2017.
"Peningkatan dari biaya fuel meningkat 36,5%. Ini yang tentunya ke depannya kita punya strategi ke depan kalau kita lihat tentunya dari sisi keuangan naikkan revenue turunkan cost dan kelola operational excellence," kata Pahala.
Mengenai beban pengeluaran yang membengkak untuk biaya bahan bakar pesawat, Pahala enggan membeberkan lebih jauh. Pahala mengungkapkan bahwa harga bahan bakar pesawat di Indonesia salah satu tertinggi dibandingkan negara lainnya.
"Lebih rendah di Singapura dibandingkan di Indonesia. Tapi lebih rendahnya berapa, saya enggak enak (jawabnya)," ujar Pahala.
Jika dihitung secara kumulatif, di sepanjang semester I-2017, perseroan mengalami kerugian sebesar US$ 283,8 juta dengan mengakumulasikan kerugian di kuartal I-2017 sebesar US$ 99 juta dan kerugian kuartal II-2017 184,7 juta. Angka ini mengalami kenaikan signifikan semester I-2016 US$ 63,19 juta.
Strategi Garuda Indonesia
Pahala menambahkan, ke depan perseroan akan membukukan laba positif dengan target laba per bulan mencapai US$ 12 juta per bulan. Sehingga di semester II-2017 perseroan akan membukukan laba positif di kisaran US$ 70-75 juta.
Namun, jika dihitung secara kumulatif sepanjang 2017, perseroan diperkirakan masih mengalami kerugian karena adanya minus di semester I-2017.
"Secara kumulatif 2017 ini masih akan ada kerugian 6 bulan pertama. Mudah-mudahan 6 bulan ke depan sudah bisa (membaik)," kata Pahala. (dna/dna)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 