Mengapa Selalu Patung Banteng yang Dipajang di Pasar Saham?

Mengapa Selalu Patung Banteng yang Dipajang di Pasar Saham?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 31 Jul 2017 14:50 WIB
Foto: Dok. Reuters
Jakarta - Pada Kamis 27 Juli 2017 kemarin, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendatangkan patung Banteng Wulung seberat 7 ton dari Bali. Patung yang terbuat dari fosil kayu tersebut tengah di pasang di teras gedung BEI yang menghadap Jalan Jenderal Sudirman dan akan diresmikan pada 13 Agustus 2017 oleh Presiden Joko Widodo.

Bagi masyarakat awam mungkin bertanya-tanya mengapa BEI memilih patung berbentuk banteng. Bahkan ada yang mengaitkan dengan lambang salah satu partai yang ada di Indonesia.

Namun bagi pelaku pasar modal pastinya sudah akrab dengan lambang banteng. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (31/7/2017), banteng yang dalam bahasa Inggris ditulis bull, erat kaitannya dengan istilah bullish yang artinya tren penguatan harga saham atau sebuah indeks saham di pasar modal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya untuk menyebut penurunan harga saham biasanya di sebut bearish dari kata bear alias beruang. Oleh karena itu, selain banteng, beruang juga menjadi lambang pasar modal yang menunjukkan penurunan.

[Gambas:Video 20detik]

Ada juga yang bilang kalau istilah ini diambil dari cara menerkam masing-masing binatang. Contohnya, banteng akan menyeruduk dari mulai menunduk sampai mengangkat kepala ke atas. Sesuai dengan istilahnya di kurva pasar modal, yang turun dulu kemudian naik.

Sementara beruang, biasanya menyerang dengan berdiri lalu mengayunkan badan ke bawah. Jadi, seperti pasar saham yang sudah naik tinggi tiba-tiba harus turun.

Nah, sebagian bursa saham yang menjadi wasit pasar modal memilih untuk memajang patung banteng sebagai landmark, dengan maksud melambangkan indeks saham selalu menguat.

New York Stock Exchange yang pertama memajang patung banteng di Manhattan New York City. Patung yang sebut Charging Bull atau Wall Street Bull itu didirikan pada 15 Desember 1989.
Patung tersebut dibuat oleh seniman asal Italia bernama Arturo Di Modica. Patung yang terbuat dari perunggu itu memiliki berat 3,2 ton dengan tinggi 3,4 meter dan panjang 4,9 meter.

Selain Wall Street, beberapa bursa efek negara lainnya juga memasan patung banteng sebagai lambang pasar modalnya. Seperti di Frankfurt Stock Exchange (FSE), Shanghai Stock Exchange (SSE), Shenzhen Stock Exchange, Bombay Stock Exchange dan beberapa pasar modal lainnya.
(ang/ang)

Hide Ads