Bagi masyarakat awam mungkin bertanya-tanya mengapa BEI memilih patung berbentuk banteng. Bahkan ada yang mengaitkan dengan lambang salah satu partai yang ada di Indonesia.
Namun bagi pelaku pasar modal pastinya sudah akrab dengan lambang banteng. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (31/7/2017), banteng yang dalam bahasa Inggris ditulis bull, erat kaitannya dengan istilah bullish yang artinya tren penguatan harga saham atau sebuah indeks saham di pasar modal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga yang bilang kalau istilah ini diambil dari cara menerkam masing-masing binatang. Contohnya, banteng akan menyeruduk dari mulai menunduk sampai mengangkat kepala ke atas. Sesuai dengan istilahnya di kurva pasar modal, yang turun dulu kemudian naik.
Sementara beruang, biasanya menyerang dengan berdiri lalu mengayunkan badan ke bawah. Jadi, seperti pasar saham yang sudah naik tinggi tiba-tiba harus turun.
Nah, sebagian bursa saham yang menjadi wasit pasar modal memilih untuk memajang patung banteng sebagai landmark, dengan maksud melambangkan indeks saham selalu menguat.
New York Stock Exchange yang pertama memajang patung banteng di Manhattan New York City. Patung yang sebut Charging Bull atau Wall Street Bull itu didirikan pada 15 Desember 1989.
Baca juga: Video Patung Banteng Mejeng di BEI |
Selain Wall Street, beberapa bursa efek negara lainnya juga memasan patung banteng sebagai lambang pasar modalnya. Seperti di Frankfurt Stock Exchange (FSE), Shanghai Stock Exchange (SSE), Shenzhen Stock Exchange, Bombay Stock Exchange dan beberapa pasar modal lainnya.