Namun rumor tersebut dibantah oleh pihak manajemen PADI. Mereka mengatakan, hingga saat ini tidak ada kesepakatan dengan pihak Bank Muamalat untuk proses akuisisi.
"Terkait dengan berita rumor kemarin di mana Mina Padi dikabarkan akan akuisisi Bank Muamalat. Kami sampai saat ini tidak ada kesepakatan untuk mengadakan aksi-aksi tersebut," kata Direktur Utama Mina Padi Investama, Djoko Joelijanto, dalam paparan publik insidentil di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Djoko menegaskan, jika memang ada aksi korporasi yang dilakukanya seperti akuisisi perusahaan, pihaknya pasti akan melaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keterbukaan informasi.
"Mengenai rumor itu karena kita tidak ada kesepakatan dengan pihak manapun, kita tidak tahu isu itu dari mana," imbuhnya.
Sementara Direktur Independen Mina Padi Investama, Triny Talesu, mengatakan pihaknya pasti akan memberikan informasi jika terjadi kesepakatan, namun tidak jika masih dalam tahap penjajakan. Diapun enggan menyebutkan apakah memang pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan Bank Muamalat atau tidak.
"Saya belum bisa mengungkapkan apa-apa. Kami takut memberikan informasi yang salah," tukasnya.
Sekadar informasi, BEI kemarin menjatuhkan suspensi kepada saham PT Mina Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI). Hal itu lantaran harga sahamnya meningkat cukup drastis. Padahal tidak ada informasi fundamental yang berhembus dari perusahaan.
Saham PADI pada perdagangan 20 Juli 2017 tercatat turun 2,86% ke level Rp 340. Namun keesokan harinya saham PADI terus melejit. Hingga saat ini saham PADI bertengger di level Rp 985. Itu artinya saham ini sudah meningkat 189,7% dari perdagangan 20 Juli yang lalu.
Triny pun berharap dengan dilakukannya paparan publik insidentil ini maka informasi yang terima pasar semakin jelas. Dengan begitu dia berharap perdagangan saham PADI bisa dibuka kembali. (wdl/wdl)