Namun ternyata, perseroan juga tengah mengkaji pencarian investor strategis dari luar negeri untuk membeli saham GMF Aero Asia. Hal itu guna mendorong pengembangan anak usahanya itu sendiri.
"Jadi memang saat ini kita melihat potensi strategic partner baik dari Eropa ataupun Asia Pacific. Karena pengembangan GMF sendiri bukan hanya kita sendiri, tapi bagaimana cari strategic partner yang bisa membuka peluang pasar baru buat kita, baik di bidang pemeliharaan engine maupun komponen," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (8/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Timeline-nya sendiri kita tidak batasi bahwa mereka akan berpartisipasi dalam IPO atau tidak. IPO sendiri sudah fix di akhir September atau paling lambat awal Oktober," imbuhnya.
Jika investor strategis itu tidak mau menyerap saham GMF Aero Asia melalui IPO, pihaknya akan melakukan proses penjualan secara langsung.
Adapun total pelepasan saham Garuda Indonesia di GMF Aero Asia sekitar 20-30%. Dari situ sekitar 10-15%-nya akan diberikan ke investor strategis. Adapun nilai valuasi GMF Aero Asia sekitar US$ 1-1,5 miliar.
"Kalau 20-30% ya sekitar US$ 200-300 juta (nilai saham yang dilepas). Mudah-mudahan sebelum akhir 2017 kita bisa selesaikan penjualan saham GMF Aero Asia," tukasnya. (ang/ang)











































