Warga desa saat ini sangat rentan untuk menjadi korban para pelaku investasi bodong. Minimnya pengetahuan dan jauh dari pusat perkotaan membuat warga desa sangat mudah termakan janji imbal hasil yang tinggi.
Untuk itu, BEI datang ke desa-desa untuk memperkenalkan investasi yang sesungguhnya, yakni instrumen saham. Menurut Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan masyarakat desa memang perlu edukasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Orang Desa Bakal Bisa Nabung Saham |
"Harus dikasih tahu bahwa tawaran return yang tinggi dipastikan itu bodong. Investasi enggak ada yang pasti, enggak ada yang instan dan jangka panjang," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Ia yakin BEI bisa bersaing dengan para penawar investasi bodong di masyarakat dengan melakukan edukasi yang menyeluruh. Warga desa harus tahu bahwa berinvestasi merupakan menanam modal untuk jangka panjang dan rasa memiliki sebuah perusahaan.
"Saya yakin pemahaman itu bisa diterima penduduk desa," imbuhnya.
Menurut Nicky minggu lalu pihaknya sudah melakukan sosialisasi Desa Nabung Saham di desa Argo Mulyo, Kalimantan Timur. Di sana warga masyarakatnya mulai memahami bahwa pasar modal merupakan tempat untuk berinvestasi yang ideal.
"Mereka mengerti persi membeli saham itu untuk jangka panjang untuk menjadi pemilik perusahaan. Dia beli saham PT Telkom Indonesia, PT Kalbe Farma Tbk. Kenapa beli Telkom dia tahu karena semua orang pakai telepon, kenapa beli Kalbe karena dia tahu semua orang kalau sakit butuh obat," jelas Nicky. (hns/hns)