Jokowi Patok Ekonomi Tumbuh 5,4% di 2018, Ini Respons Investor

Jokowi Patok Ekonomi Tumbuh 5,4% di 2018, Ini Respons Investor

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2017 18:04 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2018 di level 5,4%. Angka tersebut terbilang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pelaku pasar modal sepertinya masih merespons positif atas target yang dibacakan Jokowi di Gedung DPR tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini ditutup meroket 0,98% atau 56,9 poin ke level 5.891,94.

Menurut Kepala Riset Reliance Sekuritas Robertus Yanuar Hardy, pelaku pasar masih menyambut postif atas target yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya target tersebut masih mungkin untuk dicapai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tahun ini sih tantangannya cukup berat untuk bisa mencapai target 5,2%. Tapi kalau untuk tahun depan kita masih optimistis bisa tercapai 5,4%. Karena fundamental global maupun domestik pasti sudah berubah di tahun depan, yang harapannya ke arah perbaikan untuk ekonomi Indonesia," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Rabu (16/8/2017).


Sementara Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai target tersebut terlalu optimistis. Perlu upaya perbaikan di seluruh bidang untuk mencapai target tersebut. Meskipun menurutnya pelaku pasar saat ini masih merespon positif.

"Dari sisi sentimen, pasar belum sepenuhnya merespons. Artinya, pasar masih melihat sisi positif optimisme pemerintah bahwa mereka dapat berupaya lebih untuk mencapai target-target tersebut. Mungkin nanti sambil berjalannya waktu, pasar akan me-review apakah target-target tersebut dapat realistis tercapai atau enggak," kata Reza.


Selain itu pemerintah juga menetapkan belanja pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp 2.204,3 triliun. Lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini sebesar Rp 2.133,2 triliun.

Menurut Robertus dalam mendorong pertumbuhan ekonomi memang diperlukan pengeluaran dari pemerintah yang lebih tinggi. Sebab hal itu menjadi salah satu indikator perhitungan pertumbuhan ekonomi.

"Salah satu komponen PDB (Produk Domestik Bruto) terbesar adalah pengeluaran pemerintah. Jadi kalau mau naik 5,4% ya memang harus ditingkatkan," tukasnya. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads