Ini Strategi Bakrie Sumatera Lunasi Utang Jangka Panjang Rp 9,4 T

Ini Strategi Bakrie Sumatera Lunasi Utang Jangka Panjang Rp 9,4 T

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 21 Agu 2017 16:04 WIB
Foto: Febri Angga Palguna
Jakarta - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) tahun ini fokus untuk membereskan utang-utangnya. Sebab selama ini bunga dari utang menjadi beban perseroan untuk meraih laba.

Menurut Direktur dan Investor Relations Bakri Sumatera Plantation, Andi W. Setianto, tahun ini anak usaha Grup Bakrie itu berencana merestrukturisasi utang. Opsi yang dipilih dengan melakukan konversi utang menjadi saham.

Pihaknya juga telah melakukan penggabungan saham atau reverse stock dengan rasio 10:1. Alhasil saham UNSP langsung bergerak naik dari level Rp 50 dan cukup likuid. Namun setelah bertengger di kisaran Rp 200-an saat saham UNSP terus turun dan pada perdagangan kemarin berada di level Rp 170 per saham

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Settlement-nya enggak mau jual aset, jadi konversi ke saham. Kan syaratnya musti likuid, nah sekarang sudah likuid tinggal negosiasi dengan kreditur," tuturnya di Aston Sarinah, Jakarta, Senin (21/8/2017).

Berdasarkan data laporan tahunan emiten berkode UNSP itu di 2016, perseroan memiliki total liabilitas sebesar Rp 13,5 triliun. Angka tersebut terdiri dari liabilitas jangka panjang Rp 3,2 triliun dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 10,3 triliun.

Perseroan pun fokus untuk menyelesaikan pinjaman jangka panjang yang pada 2016 totalnya mencapai Rp 9,4 triliun. Utang UNSP paling besar terhadap Credit Suisse AG, Cabang Singapura sebesar Rp 5,6 triliun.

Utang-utang tersebut membuat perseroan mengalami beban keuangan di 2016 sebesar Rp 859,6 miliar. Hal itu membuat perseroan mengalami rugi bersih di 2016 sebesar Rp 605 miliar.

"Itu hanya bunga yang harus kita bayarkan. Kalau tidak ada itu, kami untung. Jadi fokusnya menghilangkan utang tahun ini. Meskipun kita tidak lupakan juga pada produksi," tegas Andi.

Sementara pada semester I 2017, perseroan juga mengalami lonjakan kerugian 252,22% dari Rp 137,02 miliar menjadi Rp 482,65 miliar. Naiknya kerugian tersebut lantaran adanya pembayaran beban pajak tangguhan sebesar Rp 382 miliar.

Perseroan yakin jika restrukturisasi utang berhasil dilakukan tahun ini, maka UNSP bisa mengantongi laba di akhir tahun nanti. Namun sayangnya, Andi belum bisa menjelaskan skema apa yang akan digunakan untuk merestrukturisasi utang UNSP menjadi saham. Pihaknya tengah fokus melakukan lobi kepada para kreditur. (ang/ang)

Hide Ads