Saham Ancora Naik 200%, Ini Penjelasan Dirutnya

Saham Ancora Naik 200%, Ini Penjelasan Dirutnya

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 30 Agu 2017 12:20 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Saham PTAncora IndonesiaResources Tbk (OKAS) sudah dua minggu mencuri perhatian pelaku pasar. Sebab saham emiten ini terus meroket dengan persentase yang besar.
Saham OKAS mulai naik sejak 18 Agustus 2017 sebesar 18 sebesar 5,41% dari penutupan sebelumnya Rp 74 jadi Rp 78. Sejak saat itu saham OKAS terus meroket.
Penguatan paling tinggi terjadi pada perdagangan kemarin sebesar 34,84% ke level Rp 234. Itu artinya saham OKAS sejak 18 Agutus hingga perdagangan kemarin sudah meroket 200%.
Hari ini pun saham OKAS masih melanjutkan penguatan. Hingga pukul 11.27 waktu JATS saham OKAS sudah menguat 13,68% ke level Rp 266.
Perseroan hari ini menggelar paparan publik isidentil untuk menjelaskan kondisi bisnis saat ini. Kondisi keuangan OKAS pun terbilang mengecewakan.
Pada semester I-2017 perseroan mengalami kerugian berish sebesar US$ 5,9 juta atau setara Rp 76,8 miliar (kurs Rp 13.000). Kerugian tersebut membengkak 41% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 4,19 juta.
Presiden Direktur OKAS Teddy Kusumah Somantri mengatakan, anjloknya kinerja perseroan lanataran menurunnya kinerja anak usaha PT Multi Nitrotama Kimia (MNK). Kerugian dari anak usahanya yang memproduksi amonia nitrat itu pada semester I-2017 membesar 90% dari US$ 2,13 juta menjadi US$ 4,05 juta.
"MNK ini memang masih agak berat. Tapi kalau Bormindo Nusantara (entitas lainnya) masih bagus, sebetulnya pengeboran dan perawatan sumur masih ada, apalagi Pertamina masih berusaha mencari," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Oleh karena itu, Teddy mengaku tidak mengetahui mengapa saham OKAS meroket begitu fantastis. Meskipun perseroan berencana masuk ke bisnis tambang emas dan mineral.
"Saya juga tidak tahu kenapa naik, tapi yang perlu diketahui publik memang seperti ini. Ke depan memang ada rencana tapi kita belum bisa bicarakan, karena kami lagi melakukan penjajakan. Sektornya sudah jelas pertambangan emas dan mineral," tukasnya.
Perseroan saat ini tengah membidik tambang-tambang emas dan mineral di Indonesia yang bisa diakuisisi. Namun perseroan masih merahasiakannya.
"Aksi korporasi kapan, ini sangat tergantung negosiasi. Kembali UU OJK, kalau akuisisi harus melakukan keterbukaan informasi dan beberapa hari kemudian melakukan pengumuman," tuturnya.
Namun pihaknya memberikan sinyal bahwa tengah mengincar tambang emas dan mineral yang masih tahap pengembangan. Sebab tambang seperti itu lebih murah ketimbang yang sudah berproduksi.
"Kami cari yang murah. kalau bisa semua ingin semurah-murahnya. Mengenai nilai kami belum bisa sebutkan," tukasnya.
(ang/ang)

Hide Ads