Menurut Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto, IPO menjadi langkah perseroan merealisasikan target pendapatan di 2021 sebesar US$ 1 miliar.
"Bersama manajemen yang kompeten dan teknisi yang handal, rekam jejak perusahaan, dan prospek yang baik, kami yakin IPO GMF akan mendapat respon positif dari investor," tuturnya di Hotel Four Season, Jakarta, Senin (11/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga saham yang dipatok sekitar Rp 390-510 Jika dihitung maka GMF akan meraup dana segar hasil IPO sebesar Rp 4,24 triliun sampai dengan Rp 5,55 triliun.
Iwan mengatakan penjaringan dana tersebut dilakukan untuk pendanaan dalam rangka rencana besar ekspansi GMF ke depannya. Sebesar 60% dana bersih dari hasil IPO tersebut akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal guna kebutuhan ekspansi, 25% untuk modal kerja perusahaan, dan 15% untuk refinancing.
"Rencana ekspansi GMF akan berfokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas dengan cara memperbarui teknologi dan skill sumber daya manusia sehingga GMF dapat menjadi Total Solutions Provider, memberikan layanan terintegrasi bagi pelanggan kami. Selanjutnya GMF akan melakukan pengembangan perusahaan dengan memperbesar pasar kami dan menambah footprint global kami," tegas Iwan.
Dalam aksi korporasi GMF menggandeng PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT BNI Securities yang akan bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Saham.
Masa penawaran akan berlangsung dari 2 hingga 4 Oktober 2017. IPO ini akan menjadi yang terbesar dalam industri MRO di Asia semenjak 17 tahun terakhir.
Pada tahun buku 2016, GMF mencatatkan pendapatan sebesar US$ 389 juta, dengan laba bersih sebesar US$57,7 juta. Sementara EBITDA margin GMF sebesar 26%. (ang/ang)











































