Banyak Toko Ritel Tutup, Saham-saham Peritel Masih Layak Koleksi?

Banyak Toko Ritel Tutup, Saham-saham Peritel Masih Layak Koleksi?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 18 Sep 2017 19:27 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Perlambatan daya beli membuat perusahaan-perusahaan ritel terkapar. Bahkan beberapa perusahaan ritel ternama memutuskan untuk menutup beberapa gerainya.

Selain perlambatan daya beli, ada pula yang memandang bahwa terjadi perubahan kebiasaan masyarakat dalam berbelanja dari offline ke online. Itulah mengapa e-commerce dianggap menjadi tantangan bagi para perusahaan ritel.

Dengan kondisi seperti itu, apakah saham-saham emiten ritel masih menarik?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada perusahaan pengelola mini market masih memiliki peluang, sebab ada perpindahan kebiasaan belanja masyarakat dari supermarket ke minimarket dengan jumlah belanjaan yang lebih sedikit.

Oleh karena itu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) diyakini masih menarik untuk dikoleksi.

"Apalagi Alfamart dan Indomaret juga punya toko online. Mereka sepertinya lebih kuat bertahan," tuturnya kepada detikFinance, Senin (18/9/2017).

Lalu, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (AXES), alasannya karena jenis produk ritel yang dijajakan masih minim kompetitor. ACES dianggap masih menguasai pasar penjualan produk perkakas rumah tangga untuk kalangan menengah ke atas.

Reza juga meyakini saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) masih menarik. Penutupan dua gerai Matahari yang berlokasi di Pasar Raya Manggarai dan Pasar Raya Blok M menurutnya justru akan mengurangi beban perusahaan sehingga bisa lebih fokus mendulang profit. Pendapatan kedua cabang tersebut memang diketahui tak mampu menutupi biaya operasional.

"Apalagi mereka juga punya versi online Mataharimall.com. Seharusnya mereka masih bisa bertahan. Tinggal melakukan promosi saja," imbuhnya.

Sementara untuk PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menurutnya sedang menghadapi tantangan. Sebab kebanyakan toko ritelnya seperti Giant dan Hero merupakan supermarket yang pelanggannya tengah beralih ke minimarket.

Sama seperti HERO, emiten pengelola Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) juga dianggap memiliki nasib yang sama. Apalagi belum lama ini ada pemberitaan negatif dari perusahaan yang bermasalah atas keterlambatan pembayaran supplier-nya.

"Intinya bisnis ritel masih bsia bertahan, tapi mau enggak mau harus ikuti perkembangan zaman dan harus ikuti tren yang terjadi di masyarakat," tandasnya. (ang/ang)

Hide Ads