CMPP sendiri akan membeli mayoritas saham IAA melalui skema konversi perpetual securities setara dengan nilai Rp 2,6 triliun. Ternyata hal itu dipilih agar menghindari penggunaan dana yang besar dalam proses akuisisi tersebut.
"Skema konversi perpetual securities dilakukan untuk menghindari penggunaan dana yang besar mencapai Rp 2,6 triliun dalam melakukan penyertaan saham yang mewakili kepemilikan 57,25% atas saham IAA," kata Sekretaris Perusahaan CMPP Angela Surniati dalam keterbukaan informasi, Rabu (20/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara AirAsia Bhd sendiri diindikasikan tidak memiliki rencana untuk menkonversi sisa perpetual securitiesnya menjadi saham. Namun AirAsia Bhd telah menegaskan bahwa mereka akan mempertahankan porsi kepemilikan maksimum yang diizinkan berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
"AirAsia Bhd juga mengindikasikan bahwa akan mengkonversikan perpetual securities tersebut jika nantinya kepemilikan di IAA terdelusi akibat penerbitan saham baru oleh IAA," tambahnya.
Untuk modal akuisis IAA, CMPP sendiri bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 6 Oktober 2017 guna meminta persetujuan atas rencana penawaran umum terbatas (PUT I) dengan hak memesan efek terlebih dahulu.
CMPP akan menerbitkan saham baru sebanyak 13,65 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per lembar dan rasio dilusi 97,97%.
Baca juga: Ini Calon 'Pemilik' Baru AirAsia |
Saham baru CMPP ini akan diserap Air Asia Investment Ltd dan PT Fersindo Nusaperkasa sebagai pembeli siaga. Sedangkan Rimau Multi Investama selaku pemegang saham utama tidak akan mengambil bagian dari rights issue tersebut.
Jika para pemegang saham publik juga tidak meresap haknya, maka akan diambil oleh dua pemegang saham PT Indonesia AirAsia (IAA) itu.
Setelah proses rights issue rampung, maka komposisi pemegang saham CMPP berubah menjadi Fersindo Nusaperkasa 49,96%, Air Asia Investment Ltd 48%, Rimau Multi Investama 1,55% dan publik 0,48%. Dengan harga saham right issue tersebut, CMPP akan mengantongi dana sekitar Rp 3,4 triliun. (ang/ang)