Rupiah Dihantam Dolar, BI: Emang yang Lain Enggak?

Rupiah Dihantam Dolar, BI: Emang yang Lain Enggak?

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Selasa, 03 Okt 2017 13:13 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tengah menguat terhadap rupiah. Dolar menembus Rp 13.500 dan menuju Rp 13.600. Bank Indonesia (BI) menyatakan tak hanya rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

"Emang (mata uang) yang lain enggak melemah? Enggak bandingin sih. Makanya sebelum bilang gitu (rupiah melemah) bandingin dulu sama regional," kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di sela Rakornas Kadin, di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Mirza memaparkan, sejak 22 September rupiah melemah 2,2% terhadap dolar AS. Kemudian yen Jepang melemah 1,7% terhadap dolar AS; dolar Singapura melemah 1,6% dari dolar AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa artinya? Artinya ini globak," imbuh Mirza.

Kondisi menguatnya dolar AS terhadap sejumlah mata uang global karena ada tiga faktor. Pertama soal rencana Presiden AS, Donald Trump, memangkas tarif pajak. Ini menurut Mirza, akan menjadi harapan baru bagi perekonomian AS yang bisa tumbuh lebih cepat. "Maka ada kemungkinan suku bunga acuan meningkat lebih cepat lagi," ujar Mirza.

Soal keyakinan pelaku pasar keuangan akan adanya kenaikan suku bunga acuan kembali oleh bank sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed).

"Ketiga, spekulasi kalau memang ada pergantian Gubernur bank sentral Amerika, kemungkinan saja calonnya itu memiliki pandangannya senang moneter yang lebih ketat," kata Mirza.

"Nah hal-hal itu lah yang menjadi topik 10 hari terakhir. Tapi itu kembali ke fundamental kita. Kalau fundamental ekonomi kita baik-baik saja ya. Jadi ekonomi kita baik-baik saja," papar Mirza. (wdl/mkj)

Hide Ads