CEO Express Transindo Utama, Benny Setiawan mengatakan, karyawan yang dipangkas kebanyakan adalah karyawan support alias pendukung operasi. Seperti, petugas call center hingga petugas bengkel di pool taksi.
"Dulu call center ada ratrusan tapi sekarang order enggak pakai telpon pakai aplikasi. Jadi buat apa banyak orang di call center," tutur dia di Kantor Pusat Express Group, Jakarta, Jumat (5/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang aktif cuma sekita 40-50%, karena mungkin 1 bulan datang 1-2 hari, karena dia nyambi mungkin. Banyak juga karyawan kita yang dari daerah, dia kita panggil tapi katanya nunggu musim panen dulu," imbuhnya.
Namun saat ini Express justru berencana menambah 1.000 pengemudi lagi sampai akhir tahun. Ada 2 program yang di tawarkan pertama menjadi pengemudii taksi konvensional secara fulltime namun mendapatkan gaji sesuai UMP dan tunjangan lainnya.
"Kalau sekarang yang Express kan sistem kemitraan, dia hanya setoran Rp 240 ribu sehari. Kalau ini kita kasih gaji, BPJS dan tunjangan," ujar Benny.
Selain itu pihaknya juga bekerja sama dengan Uber untuk mencari pengemudi parttime taksi dengan konsep hybird, di mana dirver bisa memperoleh penumpang dengan aplikasi online dan juga secara konvensional.
Caranya, pengemudi menyewa mobil yang terbagi menjadi 3 pilihan yakni 6, 12 dan 18 jam. Kendaraan tersebut bisa digunakan untuk menarik penumpang.
"Ini targetnya mahasiswa yang mungkin perlu uang tambahan. Mereka ingin jadi driver online. Kita bikin driver hybrid bisa onlien ada konvensional," tukasnya. (dna/dna)