Direktur Penilai Perusahaan BEI, Samsul Hidayat menjelaskan, pihaknya hanya menjalankan tugas sebagai wasit pasar modal untuk menjatuhkan hukuman pada emiten yang tidak memenuhi persyaratan sebagai perusahaan tercatat. Salah satunya INVS tidak memenuhi persyaratan secara keterbukaan lantaran tidak menyampaikan laporan keuangan sejak 2014 yang bermasalah hingga saat ini.
"Perusahaan Inovisi itu masuk dalam review kita untuk perusahaan yang tidak memenuhi syarat lagi untuk dicatatkan," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prosedurnya Bursa melakukan komunikasi dengan mereka, meminta mereka untuk berdiskusi kepada manajemen perusahaan. Nah sampai saat ini perusahaan tidak menunjukkan itikad baik. Ini bukan langkah seketika, ini melalui prosedur yang cukup panjang. Kita sudah kirim surat berkali-kali mau di-delist, tapi kan diam saja. Tiba-tiba kita delist kemudian ngomong, artinya ini enggak fair juga," tukasnya.
Sebelumnya, salah satu Pemegang saham INVS Suryawan Nyoto mengatakan bahwa manajemen INVS sudah menunjukkan itikad baik dan sudah menyelesaikan penyampaian laporan keuangan 2014. Meskipun laporan keuangan 2015 dan 2016 masih dalam proses.
"Manajemen Inovsisi lagi berkutat menyelesaikan kewajibannya. Saya berkomunikasi kok dengan manajemen. Saya minta Bursa memberikan manajemen Inovisi waktu. Karena ada pertimbangan (itikad baik)," tuturnya kepada detikFinance, Senin (9/10/2017).
Surya juga menilai niat serius manajemen INVS memenuhi kewajibannya terbukti pada 7 Maret 2017 perseroan menggelar RUPSLB merombak total jajaran direksi dan komisaris. Manajemen INVS yang baru menjamin akan melaksanakan proses audit terhadap laporan keuangan perseroan yang terkendala sejak 2014.
"Manajemen baru ini baru terbentuk Maret 2017 mengambil alih manajemen lama dengan proses hukum. Itu sesuai yang disarankan oleh BEI, karena manajemen lama seperti membiarkan. Seharusnya BEI memberikan waktu mengingat dengan memperhitungkan waktu yang singkat ini," imbuhnya.
Suryawan Nyoto sendiri mengaku masih memegang saham INVS sebanyak 15 juta lembar. Dia membeli saham INVS sekitar 2014 saat harga di kisaran Rp 135-145 per saham. Jika dihitung uangnya yang nyangkut di saham itu senilai Rp 2- 2,17 miliar.