Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengatakan, rekor baru tersebut menjadi jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan Presiden Joko Widodo kepadanya beberapa waktu yang lalu. Dirinya pun ingin melaporkan rekor tersebut kepada orang nomor 1 di Indonesia itu.
"Tolong laporan ke Presiden, karena beliau pernah datang ke sini tanya kapan IHSG bisa sampai 6.000," tutur Tito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: IHSG Tembus 6.000 |
Menurut Tito penguatan IHSG juga disebabkan adanya penambahan jumlah investor baru. Sebab pada 2016 saja ada 101.887 investor baru dan dari awal tahun hingga September 2017 sudah ada tambahan lagi 64.495 investor baru.
BEI mencatat kontribusi investor baru terhadap rata-rata nilai transaksi harian saat ini mencapai 45% atau senilai Rp 225,2 miliar.
"Tahun 2017 ada penambahan setengah triliun nilai transaksi harian dari Rp 6,6 triliun ke Rp 7,3 triliun," imbuhnya.
Selain itu, menurut Tito penguatan IHSG juga dipengaruhi kondisi makro perekonomian. Mulai dari kestabilan inflasi, pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi hingga suku bunga acuan BI 7 days repo rate yang terus ditekan.
"Oleh karena itu kita juga berterima kasih ke regulator, termasuk BI dan OJK tentunya," tukasnya.
Soal IHSG tembus ke level 6.000 pernah disinggung dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Tito Sulistio. Jokowi pernah memanggil Tito ke Istana pada Rabu (7/6/2017). Menurut Tito, saat itu ia dan Jokowi membicarakan perkembangan pasar modal, termasuk peluang IHSG tembus level 6.000.
Baca juga: IHSG Tembus 6.000, Ini Tanggapan Sri Mulyani |
"Pertumbuhan bursa bagaimana cara supaya bisa 6.000 (IHSG), bagaimana cara supaya bisa bantu rating bagus, laporan saja kok," kata Tito.
Setelah itu, pada Selasa, (4/7/2017), giliran Jokowi menyambangi BEI. Jokowi hadir di BEI setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus level 5.900. Dalam sambutannya, Jokowi ingin IHSG bisa tembus level 6.000 tahun ini.
"Ya kalau keinginan kita semakin naik semakin baik," tutur Jokowi. (hns/hns)