Saham STT di Indosat Tinggal 39,82 Persen

Saham STT di Indosat Tinggal 39,82 Persen

- detikFinance
Sabtu, 28 Mei 2005 16:45 WIB
Jakarta - Saham Indonesia Communications Limited (ICL) yang merupakan anak usaha dari Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. (STT) di PT Indosat Tbk (ISAT) per 30 April 2005 tinggal 39,82 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan posisi awal sebesar 41,94 persen.Penurunan jumlah saham tersebut berdasarkan data Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tercantum komposisi saham per 30 April 2005 adalah pemerintah sebesar 14,69 persen, ICL 39,82 persen, Bank of New York (BONY) 5,16 persen dan sisanya dimiliki publik. Sedangkan saat divestasi saham Indosat dilakukan pada akhir tahun 2002 kepemilikan saham pemerintah 15 persen, ICL 41,94 persen dan publik 43,06 persen. "Saya kira penurunan itu bukan karena STT menjual sahamnya di pasar, tapi karena pelaksanaan ESOP (Employee Stock Option Program/Program Kepemilikan Saham Karyawan)," kata Direktur Indosat Hasnul Suhaimi ketika dihubungi detikcom, Sabtu(28/5/2005).Indosat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 8 Maret 2004 telah memutuskan untuk menerbitkan 51.775.000 saham seri B atau setara dengan 5 persen saham, yang ditempatkan dan disetor Perseroan yang dialokasikan bagi seluruh karyawan tetap, direktur dan komisaris Indosat dan anak perusahaan terkonsolidasi.Menurut Hasnul, berkurangnya saham STT sebesar 1,12 persen kemungkinan bukan karena sahamnya dijual oleh si empunya. "Penjualan saham sebesar itu sangat kecil, jadi bukan dijual ke pasar, tapi karena ESOP," katanya.ESOP tahap satu Indosat dilakukan satu tahun sejak 1 Agustus 2004 dan ESOP tahap dua dilaksanakan satu tahun sejak 1 Agustus 2005.Kinerja Triwulan I-2005Indosat mencatat penurunan laba bersih triwulan I-2005 sebesar 55,7 persen menjadi Rp 282,8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 637,9 miliar.Dalam keterangan tertulis pada Sabtu (28/5/2005), perseroan tidak menyebutkan penyebab turunnya laba bersih tersebut. Hanya saja terlihat beban usaha mengalami peningkatan sebesar 15,7 persen menjadi Rp 2,010 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,738 triliun.Meski demikian, kinerja perseroan masih baik karena mengalami pertumbuhan, dilihat dari laba usaha yang dibukukan sebesar Rp 855,2 miliar atau naik 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 780,2 miliar.Selain itu, earning before interest, tax, depresiation and amortization (EBITDA/laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) tumbuh 17 persen menjadi Rp 1,613 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,379 triliun. Naiknya laba usaha ini karena adanya peningkatan pendapatan sebesar 13,8 persen menjadi Rp 2,885 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,518 triliun.Indosat juga mencatat pertumbuhan pelanggan seluler per 31 Maret 2005 yang mencapai 10.189.255 pelanggan atau naik 54,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan juga melaporkan telah melakukan pembayaran awal dari fasilitas sindikasi pinjaman sebesar Rp 593 miliar. Pembayaran ini mengurangi jumlah total utang hingga Rp 1,25 triliun. Selain itu, Indosat juga mengajukan dua perjanjian amandemen yang mengubah suku bunga, batas waktu dan tata cara pembayaran. Pinjaman Indosat akan memiliki suku bunga 9,3 persen per tahun terhitung mulai 1 April 2005 hingga 1 April 2007 dengan suku bunga minimum 10,5 persen per tahun atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) plus margin. (ir/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads