Astra International juga berhasil mencatatkan peningkatan penjualan bersih 14% dari kuartal III-2016 sebesar Rp 132,29 triliun menjadi Rp 150,2 triliun. Sementara laba bersih per saham juga naik 26% dari Rp 279 menjadi Rp 350.
Kinerja positif Grup Astra itu masih ditopang dari lini bisnis otomotif. Sektor ini menyumbang laba bersih sebesar Rp 6,57 triliun, meningkat 10% dari periode yang sama di 2016 sebesar Rp 5,9 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk lini bisnis kedua yang menyumbang laba bersih terbesar yakni jasa keuangan. Tercatat sumbangsih laba bersih dari sektor ini meningkat 42% dari kuartal III-2016 sebesar Rp 2,07 triliun menjadi Rp 2,9 triliun.
"Kinerja segmen jasa keuangan mengalami peningkatan seiring dengan keuntungan yang kembali dihasilkan oleh PT Bank Permata Tbk," imbuhnya.
Prijono melanjutkan, kenaikan harga komoditas juga mendorong kinerja yang kuat dari divisi alat berat dan pertambangan serta agribisnis.
Untuk lini bsinis alat berat dan pertambangan menyumbang laba bersih sebesar Rp 3,4 triliun, meroket 80% dari kuartal III-2016 sebesar Rp 1,89 triliun.
Lalu untuk agribisnis menyumbang Rp 1,12 triliun, teknologi informasi Rp 105 miliar dan properti Rp 97 miliar.
Hanya lini bisnis infrastruktur dan logistik yang justru merugi Rp 66 miliar. Berbanding terbalik dengan periode yang sama di 2016 yang menyumbang laba bersih Rp 213 miliar. (ang/ang)