"Izin spin off dari komisaris sudah dapat, itu ditindaklanjuti sampai proses berikutnya sampai nanti RUPSLB menyetujui spin off. Rencananya Januari tahun depan," katanya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Rencana spin off Departemen TOD dan Hotel dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis perseroan. Pasalnya dengan rampungnya LRT Jabodebek nanti, setidaknya akan ada 5 hunian berbasis TOD yang akan dikelola oleh Adhi Karya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya pergerakan di departemen ini akan lebih luas karena akan menjadi anak usaha. Rantai pengambilan keputusan bisa lebih cepat, bisa lebih mandiri," ucapnya.
Saat ini pihaknya tengah banyak melakukan belanja lahan demi pengembangan kawasan TOD yang akan dilakukan ke depan. Belanja tersebut dilakukan demi menambah aset anak usaha baru tersebut pada saat akan dilakukan spin off nanti. Adapun jumlah aset Departemen TOD saat ini berkisar Rp 1,5 triliun dan di bulan Januari nanti diperkirakan akan menjadi Rp 3 triliun.
"Dalam waktu segera nanti akan belanja tanah untuk nantinya diserahkan ke TOD," pungkasnya.
Sebagai informasi, saat ini Departemen TOD dan Hotel Adhi sedang melakukan pengembangan lima kawasan TOD, yakni LRT City Bekasi Timur-Eastern Green seluas 16,9 hektare (ha), Jaticempaka-Gateway Park 5,9 ha, Ciracas-Urban Signature 11,5 ha dan LRT City Royal Sentul 14,8 ha. Di Empat kawasan ini telah diluncurkan apartemen komersial yang dijual dengan harga sekitar Rp 15 juta-Rp 20 juta per m2.
Dalam waktu dekat, perusahaan juga akan mengembangkan satu kawasan LRT City baru di Cikoko seluas 1,2 ha. Dari lima kawasan TOD tersebut, tiga di antaranya sudah dimulai pembangunannya. (eds/dna)











































