Direktur Pengelolaan Investasi OJK, Sujanto, menjelaskan, ada berbagai instrumen yang bisa dipilih untuk menginvestasikan uangnya. Mulai dari investasi di sektor properti, saham, atau sekadar reksa dana.
Instrumen-instrumen tersebut tentu memiliki kelebihan serta kekurangnnya masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi di sektor properti, kata Sujanto, memang dinilai cukup menguntungkan. Selain itu investasi di sektor tersebut memiliki risiko yang rendah dibanding investasi di sektor lainnya.
Namun, diperlukan modal yang tinggi untuk bisa berinvestasi di sektor properti.
"Memang investasi di properti itu keuntungannya tinggi, dan kerugiannya atau risikonya sedikit. Tapi uang yang dibutuhkan untuk masuk investasi di properti juga tinggi," katanya.
"Lihat saja rumah harganya sekarang miliaran," sambung dia.
Bila tak memiliki modal yang cukup untuk berinvestasi di sektor tersebut, maka berinvestasi di pasar modal bisa menjadi pilihan. Sebab, investasi di pasar modal tak membutuhkan banyak modal. Selain itu, reksa dana juga bisa menjadi pilihan yang tepat bagi orang yang baru memulai berinvestasi.
"Kalau kita tidak punya modal untuk di properti, jadi pasar modal masuk ke situ pilihannya. Investasi di saham reksa dana juga bisa dilakukan bagi pemula," katanya. (dna/dna)











































