Angka ini tercatat tumbuh US$ 190,76 juta dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$ 73,04 juta atau setara Rp 986,04 miliar.
Demikian dikutip detikFinance dari laporan tertulis yang disampaikan perusahaan, Selasa (5/12/2017). Peningkatan perolehan laba ini turut disumbang adanya kenaikan harga batu bara yang menjadi bisnis utama perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan harga ini mampu mengkompensasi penurunan volume produksi batu bara akibat derasnya hujan yang mengguyur area pertambangan.
Perusahaan mencatatkan Volume produksi batu bara cenderung berkurang tipis menjadi sebesar 62,1 juta ton di kuartal III-2017 dibanding kuartal III-2016 sebesar 62,7 juta ton. (dna/ang)