Saat pencatatan perdana, saham DWGL langsung menguat 102 poin atau 68% dari harga penawaran Rp 150 ke posisi Rp 252. Di level itu saham DWGL telah ditransaksikan sebanyak 155 kali dengan volume 41.942 lot dan nilainya yang mencapai Rp 1,06 miliar
Sementara saham PBID tercatat hanya menguat 10 poin atau 1,18% dari harga penawaran Rp 850 ke level Rp 860. Saham PBID sudah ditransaksikan sebanyak 17.846 lot saham dalam 71 kali perdagangan, yang nilainya mencapai Rp 1,52 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam proses penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), Dwi Guna Laksana memutuskan melepas 3,1 miliar lembar saham baru. Selain itu perseroan juga mengeluarkan waran seri I bagi yang investor yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan IPO.
Setiap pemegang 20 saham baru berhak memperoleh 1 waran. Setiap pemilik 1 waran berhak membeli 1 saham baru yang bernilai nominal Rp 100, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 187.
Dwi Guna Laksana akan memperoleh dana segar hasil IPO Rp 465 miliar. Dari dana itu, rencananya sekitar 56,19% akan digunakan sebagai penyertaan modal ke anak usaha untuk melunasi utang.
Lalu sekitar 33,06% akan digunakan untuk melunasi utang induk kepada PT Sinar Mas Multifinance Rp 132,4 miliar. Kemudian 7,93% untuk melunasi utang ke PT Dian Ciptamas Agung Rp 32 miliar dan sisanya 2,82% untuk modal kerja.
Sementara Panca Budi Idaman diketahui melepas 375 juta lembar saham. Jika dikalikan dengan harga saham penawaran, maka dana yang dihimpun mencapai Rp 318,7 miliar.
Rencananya dari dana tersebut sekitar 70% akan digunakan untuk ekspansi usaha yang di antaranya untuk pembelian mesin sekitar 25% dan fasilitas distribusi ssbanyak 45%. Lalu sekitar 30% sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan entitas usahanya. (wdl/wdl)











































