Direktur Utama BEI Tito Sulistyo menjelaskan tahun lalu investor asing sempat melakukan aksi profit taking atau aksi ambil untung sekitar Rp 40 triliun.
"Mereka profit taking tahun lalu, itu bukan mereka lari. Tapi sekitar 15% keuntungannya dilepas," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Senin (2/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua bisa dilakukan, jika ekonomi makro bagus, tata kelola manajemen fiskal bagus maka saham pasti bagus," ujarnya.
Menurut dia, saat ini Indonesia sudah memasuki tata kelola manajemen fiskal yang baik, inflasi rendah, bunga rendah dan pertumbuhan emiten yang bagus.
Tito menjelaskan, tahun ini memiliki potensi yang baik seperti bisnis properti mulai menggeliat, spending konsumen mulai naik. "Spending konsumen mulai keluar, jadi mestinya ekonomi bagus emiten hasilnya bagus dan membaik," ujarnya.
Tahun ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis IHSH bisa tumbuh di angka 20%. Menanggapi hal tersebut, Tito menjelaskan bursa efek adalah fasilitator yang perannya menjaga produk, pasar dan melakukan efisiensi.
"Jadi bursa lebih melihat kapitalisasi pasar agar mencapai 10.000 dalam 2 tahun ke depan. Itu adalah mimpi BEI dalam mengejar ketertinggalan," imbuh dia. (dna/dna)











































