Pada perdagangan hari kedua di tahun 2018, IHSG tertekan dikarenakan aksi ambil untung lanjutan dari para pelaku pasar serta mengantisipasi akan lonjakan anggaran subsidi energi tahun 2018. Pelaku pasar khawatir anggaran tersebut akan meleset dari target awal pemerintah, terkait kenaikan dari komoditas Oil seiring penurunan pasokan global.
Sementara itu, dari pasar komoditas, harga minyak telah menyentuh di atas level US$ 60 per barel sejak akhir tahun 2017 lalu. Pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih (netbuy) senilai Rp 72.96 miliar. Nilai tukar Rupiah terapresiasi 0.29% ke level Rp 13,475.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku pasar optimis bahwa perekonomian AS tahun 2018 mampu tumbuh lebih baik dibanding tahun 2017, hal ini terkait perkiraan kenaikan Suku bunga sebanyak tiga kali secara bertahap di tahun ini. Kenaikan suku bunga yang bertahap mengindikasikan komitmen dari Federal untuk terus meningkatkan pertumbuhan negaranya.
IHSG ditutup koreksi 1.4% ke level 6,251.48. IHSG sudah terbentuk swing high indikasi sinyal sell. Stochastic, RSI bergerak bearish dan MACD histogram bergerak
ke arah negatif serta volume turun. IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan di kisaran 6,180 - 6,277. (zlf/zlf)











































