Masih Ada Rp 2.000 T Saham Dalam Bentuk Kertas

Masih Ada Rp 2.000 T Saham Dalam Bentuk Kertas

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 25 Jan 2018 10:59 WIB
Foto: Zunita/detikcom
Jakarta - Para regulator pasar modal mendorong agar seluruh saham diubah menjadi scriptless alias tanpa warkat. Namun ternyata masih banyak juga investor yang memegang saham dalam bentuk lembaran kertas.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan pihaknya mencatat bahwa saat ini masih ada sekitar Rp 2.000 triliun lebih saham yang bentuknya masih kertas.

"Kalau sekarang ada Rp 7.200 triliun, yang tersimpan di KSEI Rp 4.600 triliun berarti masih ada sekitar Rp 2.000 triliun lebih yang masih scrip. Nah itu PR juga karena sebenarnya untuk lebih kita tahu kepemilikan secara total. Regulator juga lebih mudah dan investor juga lebih aman," tuturnya usai tuturnya di sela-sela acara Perayaan Ulang Tahun KSEI ke-20 di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu malam (24/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, kata wanita yang akrab disapa Kiki itu, saham dalam bentuk scrip tidak bisa diperdagangkan. Apalagi jika memegang saham dalam bentuk fisik maka potensi hilang lebih besar.

Sementara jika seluruh saham dalam bentuk scriptless maka likuiditas pasar modal akan lebih baik. Sebab jumlah saham yang diperdagangkan akan meningkat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mendukung upaya tersebut. Sebab penyelesaian transaksi akan lebih mudah.

Keputusan masih tetap di tangan para pemegang saham. Jika tetap ingin memegang saham secara fisik status pemegang sahamnya masih sah, namun sahamnya tidak bisa dijual jika belum scripltess.

"Itu memang diberikan opsi kepada pemegang saham tetapi memang tidak boleh diperdagangkan. Kalau mereka ingin diperdagangkan maka harus diubah menjadi scriptless. Tapi kalau itu tidak diperdagangkan tidak apa-apa," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK. (zlf/zlf)

Hide Ads