Direktur Utama BEI Tito Sulistio meyakini, jatuhnya bursa saham dunia hari ini disebabkan adanya kepanikan pelaku pasar karena munculnya persepsi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga acuannya mengacu sejumlah data ekonomi yang ada.
"Padahal Jerome Powell (Gubernur The Fed yang baru) itu dia seorang yang dovish atau menganut suku bunga rendah. Tapi ada kenaikan yield obligasi, lalu ketakutan naik inflasi di AS seiring dengan naiknya data tenaga kerja. Jadi ini hanya persepsi, ada ketakutan kenaikan suku bunga," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Sementara bagi pasar modal, kata Tito tergantung berdasarkan kondisi perekonomian dan kinerja emiten yang kemudian juga menimbulkan persepsi. Oleh karena itu menurut Tito untuk menahan penurunan dia menghimbau agar para perusahaan tercatat mengeluarkan laporan keuangan tahunan 2017 lebih cepat.
"Jadi tolong dong emiten-emiten yang hasilnya bagus percepat keluarkan laporan keuangannya, tunjukkan kalau memang hasilnya bagus. Anda akan menolong bursa Indonesia," ujarnya.
Tito yakin rata-rata perusahaan tercatat mengalami kinerja yang positif sepanjang 2017. Hingga saat ini baru 9 emiten yang mengeluarkan laporan keuangan dengan total pendapatan yang meningkat 22,61% dan laba bersih 14,75%.
Sementara dari sisi perekonomian, dia memandang sepanjang 2017 cukup baik. Sebab meski secara rata-rata pertumbuhan ekonomi 2017 hanya 5,07% namun jika dilihat di kuartal IV-2017 saja tumbuh 5,9%. (dna/dna)