Perseroan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 55% dari perolehan laba bersih di 2017 atau sekitar Rp 875,58 miliar. Angka itu setara dengan Rp 90,3 per lembar saham.
Dalam rapat itu perseroan juga melaporkan kinerja sepanjang 2017. Pada periode itu perseroan mampu membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 2,05 triliun. Perseroan juga melaporkan aset tembus menjadi Rp 114,98 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp102,32 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari semua segmen kredit yang dimiliki, segmen kredit konsumer tercatat tumbuh sebesar 6,46% menjadi Rp 47,1 triliun. Selain itu, segmen komersial juga tumbuh 25,19% menjadi Rp 13,6 triliun.
Rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan juga turun dari 1,69% menjadi 1,51%. Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BJB juga naik 11% menjadi Rp 81,61 triliun.
"Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank bjb berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 3,52%. Penetapan dividen pay out ratio ini seiring dengan kinerja perusahaan yang semakin cemerlang dan tingginya rasio kecukupan modal. Besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan Perseroan serta sebagai bentuk apresiasi Perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," ujar Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/2/2018).
RUPST ini juga menyetujui perubahan Direksi, sehingga susunan Direksi bank bjb menjadi sebagai berikut :
Direktur Utama : Ahmad Irfan
Direktur : Agus Gunawan
Direktur : Fermiyanti
Direktur : Nia Kania
Direktur : Suartini
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko : Agus Mulyana (dna/dna)











































