IHSG Berusaha Bangkit, Bisakah Bertahan?

IHSG Berusaha Bangkit, Bisakah Bertahan?

- detikFinance
Kamis, 08 Mar 2018 17:10 WIB
Foto: Istimewa (Ellen May)
Jakarta - Setelah menguat sepanjang tahun 2017 dan mengalami pergerakan yang cukup volatil pada Februari 2018 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali meluncur turun -2,03%. Tidak tanggung-tanggung, kemarin IHSG langsung turun menembus level psikologis yang selama ini menahan kejatuhannya, tepatnya di level suport 6.477.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini ini menguat tipis. Dolar AS berada di level Rp 13.758. Sore kemarin dolar AS sempat berada di level Rp 13.773.

Membuka perdagangan, Rabu (7/3/2018), IHSG masih menguat 8,321 poin (0,13%) ke level 6.508,432. Indeks LQ45 menguat 1,872 poin (0,17%) ke level 1.080,100.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kenyataannya, hari ini IHSG justru menguat. Technical Rebound didorong Sektor Finansial, setelah mengalami koreksi yang cukup dalam kemarin, akhirnya IHSG hari ini berhasil rebound.

Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh sektor finance yang menguat akibat aksi Bank Indonesia (BI) yang menjaga kekuatan rupiah dengan menggunakan cadangan devisa.

Cadangan devisa pada akhir Februari kemarin juga tercatat sebesar US$ 128,06 miliar, turun US$ 3,92 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar US$ 131.98 miliar.

Penurunan ini dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Saat ini faktor-faktor penekan IHSG masih lebih dominan dibandingkan faktor positifnya, baik di eksternal maupun internal, diantaranya.

Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode Februari 2018 menurun 3,6 poin menjadi 122,5 poin, atau di bawah ekspektasi sebesar 124 poin.

Peringatan lembaga pemeringkat internasional Moody's terhadap Presiden Joko Widodo soal kebijakan mempertahankan harga listrik dan bahan bakar. Keputusan itu dianggap sebagai langkah mundur reformasi ekonomi, dan lebih mengedepankan unsur taktik politik.

Kekecewaan terhadap hasil laporan keuangan beberapa perusahaan besar, seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Selain itu, dari eksternal, mundurnya Gary Cohn dari pemerintahan Trump ternyata memberikan efek yang jauh lebih besar dari perkiraan.

Akibat mundurnya penasihat ekonomi sekaligus tangan kanan Trump tersebut, maka akan terjadi gejolak ekonomi global akibat ketidak pastian langkah ekonomi pemerintah Amerika selanjutnya.


Sementara itu pada penutupan perdagangan sesi 1 siang hari ini, tepatnya 8 Maret 2018, IHSG ditutup menguat sebesar 0,77% di level 6.417.

Hal ini juga berarti bahwa sampai saat ini, IHSG masih berada di bawah level psikolologis yaitu area 6.477 yang sekarang sudah menjadi batas atas.

Artinya, status IHSG saat ini masih dalam status waspada karena belum berhasil ke teritori positif, dan masih berpotensi melemah. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa penguatan yang terjadi saat ini masih bersifat temporer. (Ellen May/dna)

Hide Ads