Saham 'Zombie' Kian Gentayangan

Saham 'Zombie' Kian Gentayangan

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 17 Apr 2018 09:30 WIB
1.

Saham 'Zombie' Kian Gentayangan

Saham Zombie Kian Gentayangan
Jakarta - Saham-saham gocapan kini tengah tenar di kalangan investor saham. Banyak saham-saham yang sudah tidur lama di level Rp 50 tiba-tiba menguat hingga puluhan persen dalam 1 hari.
Saham gocap merupakan merupakan label untuk saham-saham yang harganya menyentuh level terendah di Rp 50 per lembar. Saham-saham yang berada di zona gocap biasanya tidur dan sulit untuk bangkit lagi. Ketika tiba-tiba bangkit saham itu biasanya dijuluki sebagai saham 'zombie'.
Bahkan di pekan kemarin ada yang sampai masuk dalam jajaran top gainers, meskipun ada pula yang kembali ke zona gocap. Oleh karena itu perlu persiapan mental dan strategi jika ingin membeli saham gocap. Berikut ringkasan berita terkait saham-saham 'Zombie' kemarin.
detikFinance mencatat untuk tahun ini setidaknya sudah ada 4 saham yang bangkit dari zona gocap yakni PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), PT Mahaka Media Tbk (ABBA), PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) dan PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL). Namun saham gocap yang menjadi zombie pun bertambah.

Seperti sahan PT Indo Acidanatama Tbk (SRSN). Saham ini sudah menguat sejak 10 April 2018 yang menguat 10% ke level Rp 55. Keesokan harinya langsung memguat 34,55% ke Rp 74.

Ada pula saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang pada perdagangan 12 April 2018 meroket 34% ke Rp 67. Namun esok harinya saham FREN terkoreksi 22,39% ke Rp 52.

Saham PT Himalaya Energi Persada Tbk (HADE) yang pada 12 April 2017 sudah menguat 34% ke Rp 67. Keesokan harinya terkoreksi ke posisi Rp 56.

Saham PT Mitra Investindo Tbk (MITI) pada hari yang sama juga sempat menguat 34% ke Rp 67. Sayangnya saham MITI kembali terkoreksi.

Begitu juga dengan saham PT Polaris Investama Tbk (PLAS) yang juga menguat 34 ke Rp 67 pada hari yang sama. Namun keesokan harinya kembali terkoresi ke level gocap.

Saham PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) pun demikian menguat 34% ke Rp 67 di hari yang sama dan balik ke gocapdi esok harinya.
Saham dengan harga paling bawah Rp 50 alias gocap kembali bergeliat. Alhasil jumlah saham berkurang cukup drastis.

Melansir data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham gocap saat ini tinggal 19 saham. Data itu merupakan data pada penutupan perdagangan 13 April 2018.

Menurut data jumlah saham gocap di akhir perdagangan kemarin masih ada 26 saham. Namun 7 saham masih dalam keadaan disuspensi.

Dari deretan saham gocap itu, yang paling aktif diperdagangkan di tanggal itu yakni PT Leyand International Tbk (LAPD) dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 153,7 juta lembar saham senilai Rp 8,7 miliar. Saat itu saham LAPD sempat sentuh level Rp 62.

Selain itu ada pula saham PT Mitra Internasional Resources Tbk (MIRA) yang ditransaksikan sebanyak 106,3 juta lembar saham dengan nilai sebesar Rp 6,4 miliar.

Sementara saat akhir tahun lalu, pada 29 Desember 2017, jumlah saham gocap sebanyak 33 saham. Saat itu posisi saham gocap yang tengah disuspensi sebanyak 11 saham.


Bangkitnya saham-saham gocap tentu cukup menggiurkan bagi pelaku pasar. Namun membeli saham gocap tentu berisiko tinggi. Sebab saham-saham ini seperti zombie yang tiba-tiba bangkit dan rawan untuk kembali tidur.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan saham gocap memang sangat sulit diprediksi dan tentunya berisiko. Namun ada cara untuk memilih saham gocap.

Dia menyarankan agar mengacu pada perhitungan price to book value (PBV) atau rasio harga terhadap nilai buku. Rasio itu untuk menilai apakah saham gocap sesuai dengan fundamental keuangannya.

"Jadi aset base yang cukup penting, kita harus bandingkan book value dengan harga sahamnya. Ada beberapa saham yang malah cashflow per lembar sahamnya lebih mahal dibandingkan harga saham. Jadi kalau beli itu perusahaan cash-nya lebih besar dari pada yang kita bayar, belum asetnya loh," tuturnya di Gedung BEI.

Untuk menghitung PBV rumusnya dengan membagi harga saham saat ini dengan nilai buku per lembar saham (book value per share/BVPS). Jika harganya di bawah satu maka saham itu dianggap murah, begitu juga sebaliknya.

Ambil contoh saham PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) yang kini harga sahamnya sudah di level Rp 75. Sementara BVPS HADE saat ini Rp 33, jika dihitung saham ini PBV nya sudah mencapai 2,27 kali atau sudah kemahalan.

Contoh lainya saham PT Smartfreen Telecom Tbk (FREN) yang saat ini harga sahamnya di level Rp 66. Sementara BVPS FREN saat ini Rp 89, jika dihitung maka PBV-nya 0,74 kali atau masih murah.

Itu hanya dua contoh saham gocap yang saat ini aktif ditransaksikan. Meski begitu Hans menghimbau agar tetap melihat kondisi fundamental keuangan perusahaan.

Hide Ads