Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, pada kuartal I 2018 laba bersih perseroan turun 44,9% dari Rp 747 miliar di periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 412 miliar. Padahal pendapatan perseroan naik 3,4 menjadi Rp 6,6 triliun
"Tapi cost of revenue naik 10% dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 4,9 triliun. Ini naik karena adanya kenaikan harga batubara. Dulu di kuartal I harganya rendah, kenaikannya sekitar 20%," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (30/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi bottom line, kinerja keuangan Semen Indonesia terhantam masuknya jadwal pembayaran utang perseroan. Sehingga menggerus di pos laba.
"Mulai membayar utang untuk proyek Indarung dan Rembang. Kemudian mulai masuk depresiasi beberapa proyek-proyek baru yang belum bisa beroperasi penuh. Ini yang membuat di laba bersih turun signifikan," imbuhnya.
Sementara untuk pendapatan perseroan didukung oleh penjualan semen yang tumbuh 3%. Terdiri dari kenaikan penjualan domesti 1,3% dan eskpor 44,9%.
"Totalnya naik dari 7,384 juta ton menjadi 7,716 juta ton," kata Agung. (dna/dna)