Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, pelemahan IHSG hari ini masih disebabkan sentimen negatif dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Memang, kata Reza, pertemuan The Fed memberikan sinyal belum menaikkan suku bunga acuan bulan ini. Namun bank sentral AS itu memprediksi inflasi AS akan meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hari ini juga masih tinggi. Dolar terus mendekat ke level Rp 14.000 dan Siang ini tercatat berada di level Rp 13.970. Lebih perkasa dari posisi kemarin yang berada di Rp 13.940.
Sinyal Bank Indonesia (BI) yang akan menaikkan suku bunga acuan BI 7 days repo rate juga dianggap tak cukup meredam amukan dolar AS. Sebab investor justru melihat kenaikan suku bunga acuan di Indonesia justru akan menekan penyaluran kredit perbankan.
"Di sisi lain faktor yang membuat rupiah melemah belum diatasi. Contoh kita masih punya defisit neraca perdagangan, neraca pembayaran juga mines. Jadi masih rentan. Kita juga masih banyak mengimpor barang dari luar dibandingkan ekspor. Apalagi yang diekspor bahan baku. Jadi suplay demand-nya dolar di sini agak kurang," tutupnya.
Melihat kondisi ini, Reza mengaku sulit untuk memprediksi sampak titik mana IHSG akan jatuh. Sebab pergerakannya lebih disebabkan oleh paniknya pelaku pasar. (dna/dna)











































