Adapun saham yang menjadi pemberat indeks diantaranya: BBCA, BMRI, ASII, PGAS, INKP. Penurunan yang terjadi pada indeks dikarenakan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi hingga sempat menyentuh level diatas Rp 14,450 per Dollar AS. Selain itu adanya aksi jual (netsell) yang dikakukan investor asing yang terjadi sejak awal pekan juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (Netsell) Sebesar Rp 538,34 miliar. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,05% ke level 14,397.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan pada indeks terjadi seiring dengan penurunan sektor teknologi dan keuangan. Selain itu, sentimen negatif lainnya berasal dari konflik yang makin panas antara AS dan China, dimana rencananya tarif pajak China akan mulai diterapkan pada tanggal 6 Juni.
Menyikapi hal tersebut pihak China pun menyiapkan Proposal yang akan diajukan kepada Organisasi Perdagangan Dunia dalam langkah melawan Amerika Serikat.
Sementara itu dari pasar komoditas, harga minyak sempat naik di atas $ 75 per barel menyikapi rilisnya data cadangan minyak per 29 Juni yang turun 4.5 juta barel.
IHSG ditutup melemah sebesar 2% ke level 5,633. IHSG sudah break support dengan indikator Stochastic kembali melemah dan MACD histogram bergerak negatif dengan trend volume turun. IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan dengan pergerakan di kisaran 5,549 - 5,661.
(eds/eds)











































