Melansir dari CNN, Senin (9/7/2018), valuasi perusahaan Xiaomi mencapai US$ 54 miliar atau setara Rp 756 triliun (kurs Rp 14.000). Angka valuasi itu lebih rendah dari perhitungan valuasi perusahaan di awal tahun.
Saat debut pertamanya saham Xiaomi juga kurang menggembirakan. Di awal perdagangan saham Xiaomi turun 5,9% dari harga penawaran HK$ 17 per lembar saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Debut perdagangan saham Xiaomi seperti di saat yang tidak tepat. Pasar saham global tengah bergejolak lantaran perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Sengketa ini berakar pada keprihatinan Amerika tentang ambisi teknologi Cina menguasai pasar. Neraca dagang China pun surplus terhadap Amerika Serikat.
Baca juga: Xiaomi Raup Rp 42 Triliun dari Pasar Modal |
Saham-saham di Hong Kong dan Shanghai telah mengalami pukulan berat. Sebelum Senin, indeks acuan di Bursa Hong Kong telah jatuh lebih dari 10% sejak awal Juni.
CEO Xiaomi dan co-founder Lei Jun pun mengakui waktu pencatatan yang kurang tepat saat memberikan sambutannya di bursa saham Hong Kong pada Senin pagi.
"Meskipun kondisi ekonomi makro jauh dari kata ideal, kami percaya perusahaan besar masih bisa berkembang," tambah Lei.