Bunga Utang Berat, GT Kabel Akan Negosiasi Ulang Utangnya

Bunga Utang Berat, GT Kabel Akan Negosiasi Ulang Utangnya

- detikFinance
Kamis, 28 Jul 2005 17:56 WIB
Jakarta - Perusahaan kabel dari Grup Gajah Tunggal, PT GT Kabel Indonesia Tbk (KBLI), berencana menegosiasi ulang atau renegosiasi utang sebesar US$ 26 juta. Renegosiasi itu dilakukan karena manajemen sangat terbebani tingginya bunga utang tersebut. Sebelumnya, jatuh tempo utang tersebut telah diperpanjang sampai tahun 2010. Beberapa skema restrukturisasi utang yang akan diajukan perseroan di antaranya perpanjangan waktu jatuh tempo, debt to equity swap (konversi utang ke saham). "Kami berharap renegosiasi ini akan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini," kata Direktur PT GT Kabel Indonesia Tbk Lie Thwan Hian dalam paparan publik yang berlangsung Kamis (28/7/2005).Hian optimistis kreditor yang semuanya ada di luar negeri bisa menerima usulan restrukturisasi utang tersebut. Hal ini karena kreditur pun menginginkan peningkatan kinerja perseroan yang kini mulai membaik.Kinerja perseroan selama semester satu 2005 mencatat peningkatan penjualan sampai 132 persen menjadi Rp 374,6 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 161,6 miliar. Sampai akhir 2005 perseroan menargetkan penjualan mencapai Rp 550 miliar, naik dibandingkan penjualan 2004 yang sebesar Rp 412 miliar.Hian menjelaskan, optimisme pencapaian pejualan tersebut karena perseroan telah memperoleh beberapa kontrak penjualan kabel listrik dan kabel telepon yang sudah ditandatangani per 30 Juni 2005. Kontrak untuk penjualan lokal mencapai Rp 109,1 miliar dan ekspor Rp 47,9 miliar.Sedangkan untuk periode Juli sampai Desember 2005, ada potensi pasar yang direncanakan dapat diraih yaitu ekspor sebesar Rp 285 miliar dan lokal Rp 136,5 miliar. Laba usaha selama semester satu 2005 sebesar Rp 27 miliar yang sampai akhir tahun 2005 ditargetkan mencapai Rp 36 miliar.Untuk laba bersih semester satu 2005 mencapai Rp 8,3 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya rugi bersih Rp 46,3 miliar. Sedangkan pada akhir tahun 2005 laba bersih ditargetkan mencapai Rp 9 miliar dibandingkan akhir tahun 2004 yang masih mengalami rugi bersih Rp 103 miliar.Perusahaan sejak tahun 1998 sampai sekarang tidak mengalami perubahan kapasitas produksi dengan utilisasi pabrik yang digunakan baru sebesar 60 persen, sehingga masih ada peluang 40 persen untuk meningkatkan produksinya.Produk yang dihasilkan di antaranya kawat aluminium, kawat tembaga, kabel tembaga (PLN), kabel aluminium, dan kabel telekomunikasi. Penjualan produk perusahaan 90 persen untuk kebutuhan pasar lokal dan 10 persen lokal.Menurut Hian, saat ini penjualan untuk pasar lokal terjadi pergeseran pembeli yang biasanya didominasi oleh PLN dan Telkom. Sedangkan saat ini penjualan tersebar kepada jaringan distributor sekitar 46 persen dan penjualan bebas sebesar 26,2 persen. Porsi pembelian PLN berkurang menjadi 14 persen dan Telkom hanya sebesar 3,4 persen. (qom/)

Hide Ads