Rupiah Melemah, BI: Mata Uang Lain Juga Lemah

Rupiah Melemah, BI: Mata Uang Lain Juga Lemah

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 20 Jul 2018 14:55 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan. Kemarin (19/7) BI memutuskan untuk menahan bunga acuan di level 5,25%.

Hari ini dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pagi hari dolar tercatat Rp 14.520 menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.418.

"Kalau dilihat lebih luas kan bukan hanya rupiah yang melemah, tapi juga mata uang lainnya"Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto
Kemarin dolar AS sempat menyentuh rekor tertinggi di posisi Rp 14.534 dan pagi ini dolar AS menunjukkan penguatan hingga ke level Rp 14.515.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menanggapi hal tersebut BI menyebut pelemahan nilai tukar akibat penguatan dolar AS ini bukan karena BI yang menahan bunga acuan.

"Tidak, kalau dilihat lebih luas kan bukan hanya rupiah yang melemah, tapi juga mata uang lainnya," kata Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto di pameran Karya Kreatif Indonesia 2018, JCC, Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Dari data BI hingga 18 Juli 2018 nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan 0,52%. Dari data BI tercatat Rp 14.405 per dolar AS.

Tekanan terhadap Rupiah kembali meningkat seiring kuatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas.


Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan angka ini sedikit pelemahan mata uang negara berkembang lain seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI.

Perry menjelaskan, nilai tukar Rupiah memang melemah terbatas akibat masih berlanjutnya penguatan dolar AS secara global. Rupiah sempat menguat di awal Juli 2018 ini sebagai respons positif pelaku pasar atas kebijakan moneter BI yang pre-emtive, front loading dan ahead the curve pada rapat dewan gubernur (RDG) Juni 2018 yang menaikkan BI 7 Days Repo Rate sebesar 50 basis poin.

"Respons tersebut mendorong aliran masuk modal asing ke pasar keuangan, khususnya Surat Berharga Negara sehingga mendorong penguatan Rupiah," ujar dia. (dna/dna)

Hide Ads