RUPS Produsen Taro Alot Diwarnai Perdebatan

RUPS Produsen Taro Alot Diwarnai Perdebatan

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 27 Jul 2018 18:31 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pemegang saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) sebagian besar sepakat untuk menolak pengesahan laporan keuangan perusahaan 2017. Para investor curiga dengan direksi dari perusahaan produsen Taro ini.

Manajemen produsen Taro ini hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak pukul 14.00 WIB. Namun hingga berita ini dinaikan rapat pun tak kunjung usai.

Ternyata rapat ini berlangsung alot. Bahkan untuk mata acara pengesahan laporan keuangan saja terjadi perdebatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba-tiba ada salah investor ritel AISA yang mengaku bernama Haryanto Bhakti keluar dari ruang rapat dan teriak-teriak di depan media. Dia memberitahukan bahwa mata agenda pengesahan laporan keuangan 2017 ditolak oleh para investor.

"Mana wartawan pasar modal, baru pertama dalam sejarah, laporan keuangan ditolak," serunya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Bhakti menjelaskan, dari jumlah investor yang hadir sebanyak 61% menolak untuk mengesahkan laporan keuangan tersebut. Itu karena sebagian besar pemegang saham AISA dengan porsi besar ikut menolak.

"Jadi mereka yang pegang saham banyak itu bersatu mengalahkan petahana (direksi)," tambahnya.

Bhakti menjelaskan, para pemegang saham curiga dengan kerugian yang tercatat di laporan keuangan AISA 2017. Tercatat pada 2017 AISA mengalami rugi bersih sebesar Rp 565 miliar.

"Pemegang saham curiga dengan kerugian itu. Bisa diaudit direksi," tambah pria yang mengaku sudah menjadi investor pasar modal sejak 1979.

Sekedar informasi ada 4 mata agenda RUPSLB AISA hari ini, di antaranya:

- Dispensasi atas penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.

- Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2017

- Penunjukan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2018

- Persetujuan perubahan susunan Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perseroan. (zlf/zlf)

Hide Ads